OPINI, Mediakita.co,- Apa sih globalisasi? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) globalisasi merupakan suatu proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Batas antar negara menjadi hilang atau bordless dari sisi komunikasi, perdagangan, serta berbagai sektor lain.
Dilihat dari perspektif tersebut, perdagangan online menjadi salah satu praktik dari globalisasi. Berbagai peluang dan tantangan globalisasi perlu disikapi secara bijak.
Jurnal “Belanja Online Mahasiswa di Era Pandemi Covid-19: Modifikasi Perilaku Konsumen Selama pandemi covid-19” yang ditulis Utari pada tahun 2020 mengatakan bahwa, pola perilaku konsumen dari pembelian offline ke online berlangsung sampai sekarang dan terus mengalami peningkatan signifikan.
Buku yang berjudul “Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era Disrupsi 4.0” yang ditulis Savitri pada tahun 2019 juga menegaskan fenomena tersebut sebagai tantangan era globalisasi bagi pelaku industri dan perdagangan khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bisa menangkap peluang tersebut.
Kalian harus tau bahwa salah satu bentuk optimalisasi pemanfaatan peluang di era globalisasi adalah melalui digitalisasi UMKM pada perdagangan elektronik atau e-commerce melalui berbagai website dan aplikasi. Hal itu dapat menjadi solusi terhadap akselerasi pengenalan serta pemasaran produk lokal untuk dapat menembus pasar internasional.
Disamping itu, e-commerce juga menawarkan berbagai kelebihan diantaranya dari sisi kecepatan, kemudahan, serta keterjangkauan biaya. Hal ini juga berarti semakin akan menarik pelaku UMKM untuk lebih memanfaatkan e-commerce.
Ketertinggalan pelaku UMKM pada e-commerce bisa menjadikan perlambatan target digitalisasi UMKM yang dicanangkan Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia (KemenkopUMKM RI) sebesar 30 juta sampai dengan tahun 2024.
G20 dan Dampak bagi UMKM di Indonesia G20
Hal menarik bisa dilihat dari data Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia (KemenkopUMKM RI) dimana sampai dengan tahun 2019 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 59,2 Juta. Namun begitu baru 3,79 juta (6,45%) pelaku UMKM yang terpenetrasi digitalisasi dalam memasarkan produknya.
Terlebih lagi kontribusi UKKM terhadap PDB Indonesia cukup besar yakni diangka 55,6%. Peran pemerintah mendorong akses digitalisasi UMKM dalam upaya pengenalan produk secara global perlu ditingkakan. Apalagi posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 jadi momen tepat.
Tapi apa sih G20? G20 sendiri menurut Bank Indonesia (BI) merupakan forum kerja sama multilateral dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang merepresentasikan lebih dari 75% perdagangan global. Terbaru, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022 diselenggarakan pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali, Indonesia. Indonesia telah dipilih sebagai Presidensi G20.
Posisi ini sangat strategis dalam upaya momentum sentralisasi peran Indonesia dimata global. KTT G20 dengan tema Recover Together, Recover Stronger menjadi semangat bersama bangkit di tengah situasi pemulihan ekonomi. Apalagi, Bali sebagai tempat terselenggaranya KTT G20 2022 juga sebagai pusat destinasi wisata Indonesia sehingga menjadi momen produk UMKM untuk dikenal wisatawan dari negara peserta G20.
Peran Wirausahawan Muda pada Aksesbilitas E-Commerce
Riset Baresfod Research menjelaskan bahwa Milenial merupakan generasi dengan kelahiran 1981-1996 atau berusia sekitar 25-40 tahun. Generasi ini sangat dekat dengan paparan teknologi sehingga memungkinkan lebih banyak mendapatkan aksesbilitas informasi.
Informasi tersebut memungkinkan untuk transfer pengetahuan kepada generasi atasnya salah satunya terkait informasi dan implementasi penggunaan e-commerce. Penetrasi terkait informasi tersebut ditengarai menjadi faktor kuat pendorong keterlibatan wirausahawan muda pada e-commerce.
Seharusnya wirausahawan muda dapat menjadi agen 1000 Aspirasi Indonesia Muda untuk mengajak bergerak bersama dalam upaya pemulihan ekonomi dari sektor UMKM. Apalagi momen KTT G20 di Bali dapat menjadi ajang semua wirausahawan muda bersama-sama mengenalkan produk UMKM Indonesia sehingga peran UMKM terhadap kontribusi PDB akan meningkat signifikan.
Harapannya, kontribusi itu dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi covid-19.
Penulis:
Agung Novianto Margarena
(PNS di BAPPEDA Kota Salatiga, lulusan Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret melalui beasiswa LPDP Kementerian Keuangan RI. Pegiat literasi yang aktif dalam publikasi beberapa jurnal dan kanal media. Mantan Ketua Komisariat GMNI, dan juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD KNPI Kabupaten Boyolali)