• Disclaimer
  • Home
  • Home 1
  • Home 2
  • Iklan
  • Kontak
  • Log In
  • Login Designer
  • Member Directory
  • My Account
  • My Profile
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Reset Password
  • Sign Up
Sabtu, September 23, 2023
Mediakita
No Result
View All Result
  • Login
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • SEJAGAD
  • POLITIK
  • DAERAH
    • BATANG
    • BREBES
    • PEKALONGAN
    • PEMALANG
    • TEGAL
    • JAWA TIMUR
    • KENDAL
    • SALATIGA
    • SUMATRA UTARA
  • INDONESIAKITA
    • DESA KITA
    • SEJARAH KITA
      • CERITA RAKYAT
    • INKLUSI KITA
    • LITERA KITA
    • WISATAKITA
      • KULINER
    • BUDAYA
  • OPINI
    • OPINI
    • TAJUK
  • LIFE STYLE
    • KOMUNITAS
    • HIBURAN
      • MUSIK
    • OLAHRAGA
  • SASTRAKITA
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • SEJAGAD
  • POLITIK
  • DAERAH
    • BATANG
    • BREBES
    • PEKALONGAN
    • PEMALANG
    • TEGAL
    • JAWA TIMUR
    • KENDAL
    • SALATIGA
    • SUMATRA UTARA
  • INDONESIAKITA
    • DESA KITA
    • SEJARAH KITA
      • CERITA RAKYAT
    • INKLUSI KITA
    • LITERA KITA
    • WISATAKITA
      • KULINER
    • BUDAYA
  • OPINI
    • OPINI
    • TAJUK
  • LIFE STYLE
    • KOMUNITAS
    • HIBURAN
      • MUSIK
    • OLAHRAGA
  • SASTRAKITA
No Result
View All Result
Mediakita.co
No Result
View All Result
Home OPINI

Politik Dinasti, “Kerajaan Demokrasi”

19 Februari 2017
in OPINI
0
Politik Dinasti, “Kerajaan Demokrasi”

Politik Dinasti, “Kerajaan Demokrasi”

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

 

OPINI, mediakita.co- Demokrasi ada karena demokrasi membatasi sebuah kekuasaan. Masih ingatkah anda dengan revolusi Prancis ? Kala itu terjadi sebuah revolusi besar yang melanda negeri kelahiran Zinedine Zidane lantaran terdapat kekuasaan yang tidak terbatas dan kekal (absolut) oleh Raja Louis 14. Kekuasaan absolut itu diyakini karena tidak dilibatkannya rakyat ke dalam pemerintahan, dan tentunya faktor turun-temurun pergantian kekuasaan, bukan berdasarkan asas kehendak rakyat. Hal tersebut-lah yang melatar belakangi meletusnya revolusi Prancis yang kelak melahirkan sistem demokrasi.

Baca Juga

Suasana Hening Warnai Pelantikan Sekda Pemalang

Lantik Sekda Pemalang, Begini Pesan Plt Bupati Mansur Hidayat

Sistem kerajaan “dihancurkan” oleh rakyat Prancis yang kala itu mungkin berstatus sebagai mahasiswa kritis masa kini. Revolusi Prancis yang menghasilkan asas demokrasi mengajarkan kita bahwa kekuasaan berdasarkan pilihan rakyat jauh lebih baik ketimbang kekuasaan berdasarkan hubungan darah yang turun-temurun.  Indonesia pun berkiblat pada demokrasi pasca meletusnya revolusi Prancis, bukan sistem kerajaan.

Secara teori, demokrasi sangatlah baik, terutama di Indonesia yang rakyatnya sangat beraneka ragam (pluralistik). Pilihan, pendapat, pandangan, maupun kesempatan sangatlah setara pada sistem ini ketimbang sistem kerajaan karena semua memiliki kesempatan yang sama, salah satunya kesempatan untuk berkuasa. Jika pada sistem kerajaan yang dapat menduduki jabatan strategis hanyalah yang memiliki keturunan darah biru, maka pada demokrasi, darah “merah” pun memiliki kesempatan untuk itu.

jasa design murah

Darah merah diartikan bahwa semua orang pasti memiliki darah berwarna merah, yang artinya semua orang memiliki kesempatan yang sama asal dia lah-yang dikehendaki rakyat. Tidak peduli tampan-jelek, islam-kristen, botak-gondrong, kaya-miskin, selama dia yang dikehendaki rakyat ya dialah yang akan berkuasa. Namun di Indonesia sendiri ada yang namanya “kerajaan demokrasi”.

Dinamakan kerajaan demokrasi berarti secara proses menggunakan asas kerajaan, namun hasil akhirnya mengklaim sebagai proses demokrasi. Hal ini lah yang menjadi sebuah kekeliruan dalam politik dinasti. Banyak sekali para politisi yang menggunakan “demokrasi” sebagai alat dominasi keluarga mereka. Bahkan Ketua KPK, Agus Rahardjo menyebut bahwa politik dinasti rentan dalam tindak pidana korupsi.

Dikutip dari Tribun Lampung, menurut Agus Rahardjo, dalam politik dinasti seringkali kepala daerah yang tidak lagi menjabat ternyata masih mengendalikan para penggantinya. Pembatasan dua periode pun bisa diakali dengan sistem ini (politik dinasti). Sang suami yang menjabat misalnya, dua periode baginya mungkin kurang, lantas menyuruh istrinya mencalonkan diri, maka secara tidak langsung, si suami masih menjadi penguasa atas nama istrinya.

Dalam kasus yang terjadi di Cimahi, Itoc merupakan Wali Kota Cimahi dalam dua periode sebelumnya. Posisinya kemudian digantikan oleh istrinya, Atty Suharti. Namun, dalam penyelidikan KPK, diketahui bahwa Itoc masih mengendalikan berbagai kebijakan pemerintah kota yang dipimpin istrinya. Kasus tersebut menjadi sebuah gambaran jika politik dinasti mendompleng nama demokrasi.

Tidak hanya itu, pada Pilkada yang akan datang pun banyak para pelaku politik dinasti terlibat dalam hal yang menjebak rakyat ini. Seolah-olah mereka mengedepankan asas demokrasi, namun hakekatnya justru itu tidak menjadikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat, setidaknya itu yang diutarakan oleh Ray Rangkuti, seorang pengamat politik saat berada pada acara Mata Najwa.

Beberapa dintaranya adalah Noormiliyani Aberani Sulaiman yang notabene adalah istri petahana Bupati Barito Kuala dua periode, Hasanuddin Murad, atau pun Eddy Rumpoko yang berniat memberikan tongkat estafet pada istrinya sendiri, Dewanti Rumpoko sebagai Walikota Batu. Memang secara hukum tidak ada yang salah dalam hal ini, namun ketika berbicara mengenai politik, maka hal ini dapat menjadi sesuatu yang membodohi rakyat.

Jika mereka terpilih, maka argumen mereka adalah bahwa mereka dipilih karena pilihan rakyat berdasarkan asas demokrasi. Namun pada prosesnya itulah yang salah dan tidak dapat dibenarkan karena masa lalu beriringan dengan masa depan. Bagaimana mungkin jika para istri mereka terpilih dan mereka berdua masih tinggal satu atap, lantas pertanyaannya siapakah pemimpin di daerah tersebut? Apakah petahana yang dalam hal ini adalah sang suami tidak mengintervensi kebijakan?

Jika melihat hasilnya, mereka memang pemimpin yang dipilih oleh rakyat. Namun pada pangkalnya, mereka bermaksud menjaga dinasti dengan mengatasnamakan demokrasi. Dikhawatirkan dalam hal ini, demokrasi hanya dijadikan seremoni belaka guna menegakkan politik dinasti. Dari ayah turun ke anak. Dari anak diberikan pada istri. Mungkin akan diberikan pula pada keraba-kerabat lainnya setelah tidak berkuasa.

Hal inilah yang menjadi momok menakutkan bagi eksistensi demokrasi itu sendiri. Demokrasi bertujuan membatasi kekuasaan yang turu-temurun, namun kali ini para pelaku politik dinasti berhasil mengakali sistem demokrasi guna mewujudkan politik dinasti atas nama rakyat. Maka demokrasi dalam hal ini dapat dikatakan hanya sebuah seremoni di daerah yang terdapat politik dinasti.

Maka dari itu, Ketua KPK, Agus Rahardjo menghimbau rakyat untuk berhati-hati dalam memilih kepala daerah yang mengindikasikan politik dinasti. Tidak berlebihan jika saat ini politik dinasti adalah membentuk kerajaan atas nama demokrasi. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka sama saja rakyat dibodohi dengan politik dinasti. Pemenangnya adalah si penguasa, mengalahkan demokrasi yang sebenarnya!

Oleh      : Servanda Aprilado

Mahasiswa UMY, dari Pemalang

 

Tags: BaliBelanja OnlineBerita harian PemalangBisnis Onlinebupati pemalangHotel di Pemalang Jawa TengahJakartaKabupaten PemalangKejaksaan Negeri PemalangKumpulan Berita PemalangMahasiswa UMYPemerintah Kabupaten PemalangPengadilan Negeri Pemalangpolres pemalangPusat Berita PemalangTarif Hotel PemalangTol Pemalang

Related Posts

Borjuis vs Marhaen (Sikaya Lawan Rakyat Miskin)
OPINI

Borjuis vs Marhaen (Sikaya Lawan Rakyat Miskin)

27 Agustus 2023
Tarik Ulur Sistem Pemilu 2024
OPINI

Tarik Ulur Sistem Pemilu 2024

15 Juni 2023
Bersama Menjaga NKRI Melalui Pesta Demokrasi
OPINI

Bersama Menjaga NKRI Melalui Pesta Demokrasi

29 Mei 2023
Partisipasi Kaum Milenial dalam Menangkal Hoax di Pemilu Serentak 2024
OPINI

Partisipasi Kaum Milenial dalam Menangkal Hoax di Pemilu Serentak 2024

22 Mei 2023
OPINI

Menakar Opini Perempuan, Segmented hingga Keputusan Memilih Pada Pilpres 2024

15 Mei 2023
Pemilu dan Demokrasi di Indonesia
OPINI

Pemilu dan Demokrasi di Indonesia

16 April 2023
Next Post
GMNI: HENTIKAN LANGKAH FREEPORT UNTUK MENGEKSPLOITASI KEKAYAAN BANGSA INDONESIA ADALAH BAGIAN DARI TRISAKTI.

GMNI: HENTIKAN LANGKAH FREEPORT UNTUK MENGEKSPLOITASI KEKAYAAN BANGSA INDONESIA ADALAH BAGIAN DARI TRISAKTI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Lantik Sekda Pemalang, Begini Pesan Plt Bupati Mansur Hidayat

    Lantik Sekda Pemalang, Begini Pesan Plt Bupati Mansur Hidayat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Heriyanto Bakal Dilantik Jadi Sekda Pemalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aksi Bullying Siswa Muhammadiyah, Ganjar : Tidak Menyangka Terjadi Di Jateng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Tokoh Wayang Paling WOW!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biografi Mbah Nur Durya Walangsanga Pemalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Berita Terbaru

Protes pengadaan PPPK, Nakes Gruduk KPT Brebes

Protes Pengadaan PPPK, Nakes Gruduk KPT Brebes

22 September 2023
Suasana Hening Warnai Pelantikan Sekda Pemalang

Suasana Hening Warnai Pelantikan Sekda Pemalang

19 September 2023
Lantik Sekda Pemalang, Begini Pesan Plt Bupati Mansur Hidayat

Lantik Sekda Pemalang, Begini Pesan Plt Bupati Mansur Hidayat

19 September 2023
Heriyanto Bakal Dilantik Jadi Sekda Pemalang

Heriyanto Bakal Dilantik Jadi Sekda Pemalang

18 September 2023
  • Beranda
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Mediakita.co - Membaca Esensi Kebenaran.

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Sejagad
  • Politik
  • Daerah
    • BATANG
    • BREBES
    • PEKALONGAN
    • PEMALANG
    • TEGAL
    • JAWA TIMUR
    • KENDAL
    • SALATIGA
    • SUMATRA UTARA
  • IndonesiaKita
    • DESA KITA
    • SEJARAH KITA
      • CERITA RAKYAT
    • INKLUSI KITA
    • LITERA KITA
    • WISATA
      • KULINER
    • BUDAYA
  • Opini
    • OPINI
    • TAJUK
  • Life Style
  • Peristiwa

Copyright © 2023 Mediakita.co - Membaca Esensi Kebenaran.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In