PEMALANG, mediakita.co – Di desa Mendelem Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, terdapat sebuah gunung yang bagi masyarakat Pemalang dan sekitarnya populer dengan sebutan Gunung Mendelem atau Gunung Jimat. Dengan tinggi 1.450 meter di atas Permukaan laut (DPL), jika dilihat dari sisi barat di sepanjang jalan Desa Sikasur-Belik jalan raya Pemalang-Purwokerto, secara visual nampak sebagai gundukan batu raksasa bertebing yang gagah menghadap kebarat.
Menurut Daryono (66), seorang pemerhati budaya di Desa Belik, alasan mengapa Gunung Mendelem disebut dengan Gunung Jimat karena gunung tersebut dulu dikeramatkan sebagai bukit yang menyimpan benda-benda pusaka. “Bahkan warga sekitar hingga kini masih meyakini sebagai tempat benda-benda pusaka dan azimat yang menjadi sumber kekuatan, kewibawaan dan keagungan yang dibutuhkan para pemimpin,” jelasnya.
“Di gunung itu ada tempat yang diyakini sebagai petilasan Damar Wulan dan Raden Patah yang menjadi bukti bahwa yang bersangkutan pernah melakukan berziarah ke Gunung Mendelem. Karena, menurut cerita dan beberapa buku sejarah kuno, di puncak gunung terdapat tempat bersejarah yang diyakini sebagai makam Rahiyangta Panaraban, raja kerajaan Jawa di Pemalang dan salah satu pemimpin kerajaan cikal bakal kerajaan di Pulau Jawa,” tuturnya.
“Bahkan, menurut cerita para sesepuh konon dulu Presiden Sukarno maupun Presiden Suharto dulu pernah berziarah ke Gunung Mendelem,” kata Daryono, pensiunan PNS yang dikenal aktif menekuni seni musik dengan garapan perpaduan tradisional modern ini kepada mediakita.co.
Sebagai gunung yang diyakini menjadi pusatnya azimat, maka oleh masyarakat Desa Mendelem dan bahkan hampir seluruh wilayah selatan Kabupaten Pemalang meyakini adanya hal-hal gaib yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan nama Gunung Mendelem atau Gunung Jimat itu.
BACA JUGA :
Ini Salah Satu Pabrik Minyak Cengkeh Khas Pemalang
Ilalang, Meretas Kebekuan Seni Lukis Pemalang
Dinas Pariwisata Surati Siswa Nonton Preman Pensiun? Ini protes beberapa pihak
Salah satu bentuk keyakinan yang berkembang di masyarakat adalah tentang beberapa tokoh yang namanya begitu melegenda dan dianggap sebagai bagian kekuatan lain dan utama dari gunung Jimat. Beberapa nama itu antara lain tentang tokoh mbah Tunggul Wulung, konon adalah ayah dan guru dari Raden Dmarwulan. Ciri-cirinya, sosoknya selalu berpakaian jawa, pakai iket kepala, dan sorot matanya sangat tajam.
Selain itu, nama fenomenal lain yang berkembang kuat adalah Nyai Rantan Sari. Ciri-cirinya, berbaju nyampingan jawa kuno dan selalu berselendang. (R-01)