PEMALANG, mediakita.co – Ramai di perbincangkan netizen, bukit Samoan yang terletak di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang mendadak berdarah. Ada apakah sebenarnya ?.
Keindahan alamnya wilayah Kabupaten Pemalang Selatan sudah tak asing lagi di perbincangkan, semakin hari banyak para wisatawan lokal maupun luar Daerah berkunjung ke wilayah dataran tinggi di Pemalang wilayah Selatan, salah satunya bukit Samoan. Namun akhir-akhir ini bukit tersebut mendadak memerah karna konflik antar oknum pemuda yang mengatas namakan dirinya Karang Taruna setempat dengan juru kunci bukit Samoan.
Dari ocehan salah satu Netizen yang geram terhadap kelakuan pemuda yang mengatasnamakan dirinya Karang Taruna di media sosial, menuliskan : Info..bagi yang mau camping di Samoan, Pulosari. Berhati-hati karena sedang ada konflik antara pemuda Karang Taruna dengan juru kunci Samoan.
Kemarin teman saya camping di Samoan waktu nyampai di atas mereka di datangin pemuda situ dan di mintai memberi uang. Kata juru kuncinya, pemuda sini minta jatah setiap yang mau camping, padahal yang bikin jalan ke puncak dan semuanya yang bikin juru kunci dan keluarganya, tapi giliran rame pemudanya minta jatah setiap yang mau camping. Tapi saya tidak setuju kata juru kuncinya,” ocehan pengguna media sosial yang menghapus namanya dengan garis merah di Facebooknya.
Dia melanjutkan ocehannya, para pemuda dan 4 preman yang ingin merampas lokasi pendakian samoan yang bikin pak Masyudi dan keluarganya berakhir dengan tragis, pak Masyudi di seret dan dipukuli hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Sampai pak Masyudi pingsan. Inikah yang dinamakan bangsa yang sudah merdeka ?
Tolong, bagi para pecinta alam. Bagaimana menurut anda atas kejadian ini, dimana hati nurani mereka, apakah hanya sekedar uang harus ada korban yang teraniaya. Dimana para petugas keamanan ?,” tulisnya dalam media sosialnya.

Terkait dengan beredarnya informasi tersebut, Pemerintah Desa setempat angkat bicara. Menurut Solihin, Kepala Desa Siremeng, Kecamatan Pulosari, semua baik-baik saja tidak ada tindakan anarkis itu.
“ Memang ada perselisihan antara beberapa anak muda dengan juru kunci. Tapi tidak sampai ada penganiayaan sejauh itu,” kilahnya.
Ia menjelaskan, sebenarnya konflik itu terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Dan seketika itu juga sudah ada penyelesaian di Balai Desa dengan fasilitasi pemerintah Desa.
“ Itu kan masalah internal Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis-red). Dan semua pihak sudah duduk satu meja dan selesai,” jelasnya kepadamediakita.co melalui sambungan teleponnya.
Kami jamin sudah tidak ada masalah. Kalau ada pihak-pihak yang merasa masih ada gangguan, silahkan mampir ke balai desa agar kami dapat membantunya. Tapi kami sekalui lagi, kami jamin tidak ada masalah lagi,” tambahnya.
Dia menyayangkan adanya info yang terkesan dibesar-besarkan. Karena menurutnya, di desa dan anggota pokdarwis sudah tidak ada masalah. “ Semua disini adem ayem,” katanya.
Penulis : M. Aries Maulana
Redaksi : mediakita.co