LINDUNGI ANAK DARI COVID-19

OPINI, mediakita.coHari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli, dan pada tahun 2021 ini mengangkat tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju“.

Dunia sedang dilanda pandemi Covid19, termasuk Indonesia. Dalam jurnal yang dikeluarkan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) disebutkan bahwa pasien terkonfirmasi covid-19 yang dirawat inap di rumah sakit kebanyakan adalah dewasa, namun keparahan penyakit ditemukan pada semua usia, termasuk usia 12-17 tahun.

Insidensi adalah 2,1 per 100.000 penduduk dunia di awal Januari 2021, menurun 0,6 di pertengahan Maret dan naik kembali 1,3 pada bulan April.

Pasien anak yang dirawat, hampir 1/3 nya membutuhkan rawat intensif (ICU), dan 5% membutuhkan ventilator.

Disebutkan pada KOMPAS.com data dari situs resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Indonesia (25Juni 2021) sebanyak 12,6% anak-anak di Indonesia positif Covid-19, artinya dari 2 juta kasus Covid-19 di Indonesia, terdapat 250.000 pasien anak-anak.

Bacaan Lainnya

Kematian anak akibat covid-19 sebanyak 1,2% dari 55.949 total kematian Covid-19 di Indonesia, artinya ada 671 anak yang meninggal terpapar Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan Maret 2020.

Pada VOA (Voice of Indonesia (23/06/21) disebutkan kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia tertinggi di dunia, sehingga IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan untuk “Jaga Anak Kita!

Lalu bagaimana cara menjaga anak kita?

Anak-anak sulit diarahkan untuk selalu memakai masker saat keluar rumah, bagaimana mengatasinya?

Anak-anak adalah usia bermain, bergaul, dan memperoleh pendidikan, bagaimana membatasinya?

Anak-anak sering lupa mencuci tangan, bagaimana membiasakannya?

Apakah kita harus mengurung anak-anak kita dirumah?

Berikut opini saya sebagai praktisi kesehatan, sekaligus ibu dari anak usia sekolah dasar.

Memakai masker pada anak-anak harus diberikan contoh terlebih dahulu oleh orang tua dan saudaranya yang sudah dewasa, karena anak tidak bisa disuruh, mereka adalah peniru, yang akan mengikuti kebiasaan orang-orang disekitarnya.

Sehingga kita harus memakai masker saat keluar rumah dan sediakan masker untuk anak yang sesuai ukuran wajah, dengan gambar kartun yang menarik anak.

Berikan edukasi dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak bahwa “virus covid sangat kecil, tidak terlihat bila masuk hidung, tau-tau kita sakit, demam, sesak nafas, dan banyak korban yang sudah meninggal, sehingga kita perlu pakai masker untuk melindungi hidung dan mulut dari kemasukan virus covid yang jahat ini”.

Bila kita perhatikan di pasar, mall, ataupun kendaraan umum, anak-anak tidak dipakaikan masker meskipun orang tuanya memakai masker.

Pembatasan kegiatan berkumpul sudah menjadi anjuran pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus, sebab tidak semua orang yang membawa virus covid19 di tubuhnya akan menjadi sakit, banyak OTG (orang tanpa gejala) yang tidak mengetahui dirinya membawa virus dan menjadi penyebar virus bagi orang disekitarnya.

Sekolah juga sudah dilakukan daring. Namun kenapa masih saja ditemukan anak-anak terjangkit Covid19 ?

Mari kita lihat apakah anak-anak kita masih berkumpul dan bermain dengan teman-teman disekitar rumah tanpa menggunakan masker ?

Mari kita tertibkan penggunaan masker jika memang harus bermain bersama, dan batasi waktu bermain.

Seringkali juga masih terlihat anak-anak yang ikut kegiatan orang tuanya dan berkumpul ditengah orang dewasa tanpa menggunakan masker.

Kebiasaan cuci tangan juga harus dicontohkan, supaya anak tertarik untuk cuci tangan, sediakan sabun dengan kemasan yang menarik, atau hand sanitizer yang digantungkan di tas/sabuk.

Berikan edukasi bahwa virus covid19 dapat menempel ditangan kita dan tidak terlihat, sehingga kita harus selalu memakai hand sanitizer atau mencuci tangan dengan sabun setelah bermain, saat hendak memegang makanan, saat hendak mengusap wajah, atau saat pulang dari bepergian.

Bagaimana dengan vaksinasi Covid-19 pada anak-anak ?Disadur dari laman idai.or.id, rekomendasi IDAI terkait pemberian vaksin Covid-19 pada anak dan remaja, anak usia 12-17 tahun dilakukan percepatan vaksinasi dengan pertimbangan tingginya mobilitas/kemungkinan brkumpul, dan juga dapat melaporkan bila terjadi KIPI, sedangkan pada anak usia 3-11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis.

Sehingga sangat diperlukan pencegahan dengan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas)
Apakah ada makanan khusus untuk anak-anak dimasa pandemi ini ?

Disadur dari laman covid19.go.id, menurut ahli gizi, pasien covid-19 harus mengkonsumsi protein dan energi lebih tinggi. Protein berguna untuk meningkatkan imunitas. Sumber protein antara lain telur, daging, tahu, tempe, dan kacang hijau.

Untuk keseimbangan gizi tetap diperlukan buah dan sayur sebagai sumber vitamin.

Hal yang sering dilupakan adalah asupan cairan. Seringkali anak-anak jatuh pada kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan sehingga jatuh sakit.

Cara untuk memenuhi kebutuhan cairan adalah dengan perhitungan kebutuhan cairan tubuh normal anak, seperti disebutkan dalam laman idai.or.id bahwa diperkirakan, bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari; bayi 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari; anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari; anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari; anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan 2100 mL/hari pada perempuan; anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300 mL/hari untuk perempuan.

Cairan ini dapat berasal dari makanan maupun minuman. Cairan dari minuman dapat berasal dari air putih, susu, atau jus buah. Aturan ini cukup mudah dijalankan dengan menghitung cairan melalui dot anak, atau gelas umum yang berisi 200ml. Warna air kencing yang kuning, frekuensi dan volume kencing sedikitr juga dapat dijadikan tanda kekurangan cairan.

Covid membahayakan otak. Disadur dari laman fk.ui.ac.id disebutkan bahwa sejumlah pasien covid-19 yang sembuh mengaku mengalami brain fog (kabut otak) yang membuat mereka tetap sakit, tidak sembuh sepenuhnya, menjadi pelupa dan sering nge-blank.

Bagaimana dampak ini pada prestasi anak usia sekolah?

Masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Mari kita lindungi anak kita dari covid-19 dengan memberikan contoh disiplin 5M, karena anak adalah great imitator, peniru yang hebat. Karena anak adalah asset bangsa. Anak terlindungi, Indonesia Maju

Pemalang, 24Juli 2021
Dr. Nieke Indrawati Patabara, Sp.N

Pos terkait