Longsor Wilayah Sirampog Berdampak Pada Jalur Mata Air Tuk Suci

Longsor Wilayah Sirampog Berdaplmpak Pada Jalur Mata Air Tuk Suci
(Dok.istmw) petugas BPBD mengecek lokasi terjadinya longsor.

BREBES, Mediakita.coLongsor yang terjadi di wilayah Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog Brebes mengakibatkan dampak bagi warga sekitar ataupun diluar. Longsor bahkan berdampak pada jalur mata air Tuk Suci yang ada di wilayah tersebut. Penyebab terjadinya longsor di dikarenakan adanya pengalihan fungsi lahan hutan.

pengalihan fungsi lahan hutan hampir terjadi mulai dari jalan masuk hingga menuju lokasi aliran mata air. Dan didominasi menjadi lahan pertanian sayur-sayuran. “Longsor yang terjadi karena masalah klasik yakni pengalihan fungsi lahan dari hutan ke pertanian,” kata Koordinator Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas PB) BPBD Brebes, Budi Sujatmiko, Senin (22/2/2021).

Hutan yang dialihfungsikan, kebanyakan adalah hutan produksi, namun sekarang telah menyasar ke hutan lindung. “Tidak hanya hutan produksi tapi sudah ke hutan lindung. Karena terlihat jenis pohonnya yang bukan pinus saja,” ujarnya.

Hasil pemantauan ada tiga titik longsoran tebing dan semuanya terlihat pohon sudah sedikit. Dia mengungkapkan, dampak terparah longsor menghantam pipa yang mengalirkan air bersih ke tiga daerah, yakni Brebes, Tegal dan Kota Tegal. Material longsor bahkan menghantam bak penampung air yang ada di sekitar pipa mata air.

Ia pun meminta Pemdes dan dinas terkait untuk penanganan darurat. Terutama Dinas Kehutanan serta dinas lain yang terkait untuk segera mengkaji dampak dan resiko dari pengalihan fungsi lahan hutan, baik hutan produksi dan hutan lindung kini perlahan menjadi lahan pertanian. Pasalnya dengan kondisi cuaca masih ekstrim dan masih besar kemungkinan terjadi longsor dan juga banjir besar.

“Kami mengingatkan ada kemungkinan terjadi banjir besar di Sungai Pedes maupun Sungai Keruh serta sungai-sungai yang berhulu di lereng barat Gunung Slamet. Perlu kesadaran dan penanganan segera bersama-sama. Karena, banjir bandang sudah kerap terjadi justru di Lereng Gunung Slamet yang dataran tinggi,” pungkasnya. (jun/dn/mediakita.co)

 

Pos terkait