Museum Tumurun Destinasi Baru di Kota Solo

Sejumlah Koleksi Lukisan Milik Museum Tumurun Solo
Sejumlah Koleksi Lukisan Milik Museum Tumurun Solo

Solo, Mediakita.co. Kota Solo syarat dengan Kota Seni dan Budaya. Setelah memiliki Museum Radya Pustaka, Museum Kraton Solo, Museum Pers Nasional serta Museum Keris, kini kota yang dijuluki Kota Batik ini memiliki satu museum baru yakni Tumurun Private Museum.

Tumurun Private Museum adalah museum seni dan budaya, yang mulai dibuka untuk umum sejak April 2018 ini. Museum ini terdiri atas dua lantai dan terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No 2 Sriwedari, Laweyan, Kota Solo.

Bagi pecinta seni atau pun masyarakat umum, Museum Tumurun adalah salah satu destinasi yang patut dikunjungi. Di museum ini pengunjung akan menikmati koleksi-koleksi seni karya seniman anak bangsa maupun seniman mancanegara.

Namun anda perlu bersabar karena untuk sementara waktu pengunjung baru bisa menikmati lukisan – lukisan yang dipajang di lantai satu. Meski demikian sudah cukup banyak koleksi seni yang bisa dinikmati di sana.

“Untuk sementara, pengunjung hanya diperbolehkan melihat koleksi yang berada di lantai satu,” Ucap Guide Museum Tumurun Sofian.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Sofian menerangkan bahwa pemilik Tumurun adalah Iwan Kurniawan Lukminto. Iwan merupakan Wakil Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex).

Pantauan Mediakita.co (29/12/2018), sejumlah lukisan berukuran besar karya para seniman terpajang di sana, antara lain; Karya Eddy Susanto (The Last Supper), J.A Pramuhendra (A Heaven’s Tale), Eko Nugroho (Life Is A Trick), Etza Meisyara (Cold Water), Heri Dono (Face of Tibet), Dede Wahyudin (Ngacapruk), Ugo Untoro (In The Name of Man), dll.

Semantara lukisan karya seniman mancanegara antara lain; karya Terence Teo (Ambrosial) dari Singapura, Leslie de Chavez (Eclipse) dari Filipina, dan Zhang Linhai (Sheperd Series No. 2) dari Cina.

Selain koleksi karya seni di Museum Tumurun anda juga bisa menemukan tiga buah mobil antik koleksi Keluarga Lukminto.

Bagi yang ingin berkunjung ke Museum Tumurun, diharapkan melakukan reservasi terlebih dahulu untuk memudahkan pengelola mengaturnya. Museum Tumurun juga belum dilengkapi dengan tanda penunjuk arah atau pun papan nama sehingga perlu ketelitian saat mengunjunginya. Selain itu Museum ini dikelilingi pagar dan tembok yang tinggi.

Berkunjung ke Museum Tumurun tak perlu mengeluarkan biaya masuk karena masih gratis. Info lebih lanjut, dapat mengakses situs resmi Tumurun di tumurunmuseum.com.

 Penulis : Saam Fredy Marpaung/Mediakita.co

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.