NASIONAL, Mediakita.co – Pada tahun 2000 an awal, saya sering ke Jakarta. Pada waktu itu status saya masih mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jawa Tengah. Tapi karena status saya sebagai ketua Koperasi Mahasiswa waktu itu membuat saya berkontak dengan promotor baik pemikiran dan praktek perkoperasian di dalam negeri maupun luar negeri.
Pada waktu itu saya sering mengirim rilis pendapat ke media massa dalam kapasitas saya sebagai pengurus koperasi dalam bentuk rilis. Ada sebagian yang dimuat dan juga dikutip, ada yang tidak.
Potongan statement atau tulisan di media tersebut sering juga saya kirim via faximili ke berbagai lembaga yang concern dengan isu perkoperasian dan demokrasi ekonomi. Salah satunya adalah Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia ( LSP2I ) yang dipimpin oleh Alm Ibnoe Soejono pada waktu itu. Lembaga yang akhirnya sempat saya pimpin juga.
Kantor LSP2I dan Badan Koordinasi dan Konsultasi Koperasi Kredit Indonesia ( BK3I), sebagai lembaga promotor pengembangan Koperasi Kredit ( Credit Union) kebetulan bersampingan persis dengan LSP2I yang ada di gedung LSM Bina Swadaya pimpinan Mas Bambang Ismawan.
Satu hari saya datang untuk mendiskusikan koperasi di LSP2I dengan Pak Ibnoe, tapi tiba tiba saya bertemu dengan orang yang bernama Pak Trisna Ansarli.
” Anda itu Suroto mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman khan?!?…. saya salut pada anda, saya sering baca tulisan dan statement anda yang dikirim lewat faximile, saya setuju dengan statement anda soal amandeman Undang Undang Dasar 1945 yang kebablasan itu”, sapa orang yang terlihat sangat serius dan suaranya lantang dan tegas. Orang itu adalah Pak Trisna Ansarli.
Saya sebetulnya agak sedikit merasa terintimidasi dengan sorot mata beliau. Tapi pikir saya kalau setuju dengan pemikiran saya berarti beliau termasuk orang yang perlu saya gali pemikirannya.
Hari itu adalah pertemuan saya pertama dengan Pak Trisna. Setelah sering ke LSP2I saya selalu sempatkan mengobrol dengan Alm H Wuryanto sebagai Ketua BK3I atau Pak Trisna. Kami berdiskusi tentang banyak hal termasuk koperasi dan terutama soal Koperasi Kredit/ Credit Union.
Saya beruntung, ternyata ketika saya sedang belajar dan memperdalam koperasi bertemu orang orang yang sangat penting mengenai urusan koperasi di kantor tersebut.
Pak Ibnoe, sebagai mantan pejabat tinggi di bidang perkoperasian dan pemikir koperasi yang disegani hingga manca negara dan juga penasehat utama koperasi kredit, Pak Robby Tulus , mantan direktur ICA ( International Cooperative Alliance ) Asia Pasifik, perintis, serta Manajer pertama BK3I dan konseptor koperasi, Pak Djabarrudin Djohan, wartawan dan penulis buku buku koperasi, Pak Abat Elias sebagai manajer Induk Koperasi Kredit ( INKOPDIT) www.cucoindo.org, Ibu Isminarti sebagai ketua Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur, dan termasuk Pak Trisna, pendidik handal koperasi yang sangat luar biasa.
Saya senang karena untuk menyerap ilmu orang orang itu saya bisa dapatkan dengan sangat mudah dan gratis. Tinggal mengajak berdebat satu thema langsung mengalir semua ilmunya. Termasuk dengan Pak Trisna.
Hebatnya semua orang yang jadi mentor mentor saya dan termasuk Pak Trisna itu sangat egaliter. Mungkin karena mereka orang orang koperasi yang menjunjung tinggi nilai kesetaraan manusia .
Intensitas saya ke kantor LSP2I waktu itu menjadi semakin intensif terutama setelah saya diminta menjadi Project Management Unit ( PMU) membantu mengurus proyek pengembangan koperasi paska Tsunami di Aceh pada tahun 2006.
Pada waktu saya intensif di Aceh, saya juga sebetulnya sedang intensif mencetuskan dan merintis koperasi Kopkun. www.kopkun.com di kampus saya yang merupakan cikal bakal Koperasi Universitas pertama di Indonesia yang kemudian dapat dukungan Menteri koperasi dalam program Koperasi Civitas Akademika ( KOCIKA).
Pak Trisna Ansarli tidak luput dari incaran saya untuk saya manfaatkan keahlianya. Ketika ide KOPKUN telah diterima dan didukung Pak Ibnoe dan Pak Robby serta Rektor kami Prof Rubijanto Misman, saya meminta kepada Pak Trisna dan Pak Abat untuk menjadi mentor dan trainer bagi pendirian KOPKUN.
Pak Trisna dengan penuh antusias menerima permohonan saya. Lalu beberapa kali mengisi pendidikan koperasi dan berdirilah KOPKUN yang sekarang tumbuh berkembang sangat dinamis.
Saya ternyata bukan hanya belajar tapi ternyata benar benar terkesima oleh Pak Trisna yang orangnya walaupun sudah 70 an tahun waktu itu masih terlihat bugar, tegas dan penuh antusias. Energinya mengalir membakar saya untuk tetap terus berjuang di jalur koperasi.
Hubungan saya dengan Pak Trisna menjadi semakin intensif adalah ketika Pak Robby Tulus melalui Yayasan Albrecht Kariem Arbie ( YAKA), yayasan yang dirintis Ordo Jesuit pimpinan Ibu Daisy Taniredja itu mencetuskan program kaderisasi. Bu Daisy adalah sponsor utama, perintis KOMPAS Gramedia bersama PK Ojong dan Pak Yakob Utama.
Namanya program Kaderisasi Kolega Sosial Ekonomi Strategis Indonesia( K3SI). Kegiatan intensif untuk jadi kader ini butuh pelatihan intensif selama 7 hari tujuh malam. Kader kadernya kemudian lahirkan organisasi yang bernama Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis ( AKSES) yang kebetulan saya pimpin dan Induk Koperasi Usaha Rakyat ( INKUR), yang baru saja angkat saya sebagai CEO ( Chief Executive Officer).
Pak Trisna adalah mentor utama dari program K3SI dan juga penasehat dari AKSES sekaligus INKUR. Pak Trisna yang umurnya sudah menjelas 80 tahun itu masih sering keliling ke daerah di seluruh Indonesia.
Pak Tris, demikian kami memanggil beliau, adalah orang yang sangat penuh antusias, suaranya lantang dan bahkan untuk menguasai ruangan besar dengan peserta pelatihan sekitar 30 an Pak Tris tak pernah memanfaatkam pengeras suara. Suarananya menggelegar dari pagi sampai malam tanpa henti.
Pak Tris ini orangnya sangat lugu, kami anak anak didiknya sering kurang ajar. Kami sering ngerjain Pak Trisna yang seringkali baru menyadari kemudian kalau sedang dikerjain. ” anda ngerjain saya ya….!!” seloroh beliau, lalu kami tertawa terbahak bahak di tengah lelah kegiatan.
Satu ketika, ketika acara kaderisasi di Lampung, kami kerjain Pak Trisna yang sedang ulang tahun. Kami peserta sengaja mensabotase acara refleksi malam hari yang sesinya adalah perenungan di tengah cahaya lilin di ruangan.
Pak Trisna kaget dan terharu, dan karena kami pikir beliau sedang ulang tahun dan terharu, lalu pengisian materi malam itu ditiadakan. Ternyata itu tidak berlaku terhadap Pak Tris. Setelah kami ucapkan selamat ulang tahun beliau langsung minta saya dan Mas Lukas kolega saya segera menyalakan Komputer dan Infokus untuk memulai sesi! ” kita mulai sesi lagi !! “, teriak lantang Pak Trisna. dan kami langsung lemas semua hahahaa…..
Pak Trisna ini memang mentor koperasi tanpa bandingan. Beliau dari sejak muda bersama Pak Robby Tulus adalah perintis program pendidikan koperasi kredit dari sejak tahun 1970 an. Di gerakan Koperasi Kredit yang sekarang anggotanya sudah 3,2 juta orang dan asset 36 trilyun ini dari ujung NTT sampai di Sumatera dan Kalimantan ini, nama Pak Trisna ini tidak ada yang tidak kenal termasuk sampai di Timor Leste negara tetangga. Di Gerakan Koperasi Kredit Indonesia ( GKKI), Pak Trisna juga tercatat sebagai Penasehat Utama bersama Pak Robby Tulus.
Pensiun itu ternyata tidak berlaku pada Pak Trisna, di tengah masa pensiun beliau selalu saja sibuk. Pak Trisna juga selalu sempatkan diri untuk terlibat dalam kegiatan bersama saya. Seperti misalnya diminta mengisi training koperasi untuk para buruh misalnya, beliau selalu bersedia. Menerima permintaan saya untuk jadi salah satu Saksi di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk uji materi UU No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian yang akhirnya dibatalkan sepenuhnya oleh MK.
Terakhir kami buat kegiatan riset bersama untuk Canadian Development Foundation ( CDF) Canada di Sulawesi. Beliau juga aktif mengisi pelatihan literasi keuangan dan juga koperasi bersama tim yang lain.
Kami, terutama ketika Pak Robby sedang di Indonesia bersama Bu Daisy dan Pak Anton Tulus, mantan Manajer Grasera, mall milik Kompas Group selalu menyempatkan untuk bertemu dan diskusi serta makan siang bersama. Hobby beliau setiap habis makan siang adalah Water Van Coolen”, bahasa Belanda-nya dari Bir.
Pak Trisna akhir akhir ini sering menelepon dan miscall ke Hape saya. Saya sedang berencana walaupun pandemi mau mengunjungi beliau. Tapi ternyata belum kesampaian.
Pak Trisna kita berjumpa nanti, kami insan insan koperasi, istilah anda ini semoga tetap setia di garis perjuangan untuk meneruskan cita cita anda. Demi bangsa dan negara yang sangat anda cintai. Selamat jalan Pak Trisna Ansarli, ….Liem Tjin An. Damailah di surga.
Jakarta, 13 Februari 2021
Suroto
Ketua AKSES
CEO INKUR