Pegiat SDM Ini Berikan Saran Untuk Nadiem Makarim Soal, “Psikologi-Teknologi”

Donny Abdi Nugroho (Istimewa)

Nasional, Mediakita.co,- Terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) disambut dengan pro dan kontra oleh banyak pihak. Sejumlah pakar mempertanyakan kemampuan Nadiem dalam dunia pendidikan, sebagian lagi optimis Nadiem bakal mampu membawa penyegaran.

Pegiat Sumber Daya Manusia (SDM) Donny Abdi Nugroho, ikut ambil suara untuk memberi masukan bagi “Mas Menteri”, terkhusus mengenai relasi Psikologi dan Teknologi.

“Kehadiran teknologi menjadi suatu yang wajib dalam dunia pendidikan di era 4.0. Teknologi mampu secara visual, audio, dan kinestetik, menutup celah kekurangan tenaga pendidik dalam pengajaran,” Ucap Donny, sapaan akrab Donny Abdi Nugroho, saat dihubungi, Kamis (7/11/19).

Menurut Donny, ini saat yang tepat baik murid dan guru untuk menggunakan fasilitas dan belajar teknologi secara maksimal dalam pembelajaran. “Jadi sangat menarik dalam menyerap pengetahuan dan meningkatkan skill dalam penggunaan teknologi sebagi tools dalam belajar dan mengajar”, Ujarnya lebih lanjut.

Mas Menteri memiliki latar belakang yang cukup di bidang teknologi, dengan kiprahnya di Go-Jek. Paling tidak, dengan mampu mengangkat Go-Jek menjadi Decacorn, Nadiem telah menunjukan kempuannya. Namun, bukan berarti tantangan tidak ada, apalagi di bidang pendidikan di Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Fokus dalam meningkatkan SDM  kompeten yang harus di lakukan di jaman melineal ini adalah dengan mengawinkan antara teknologi dan psikologi. Tidak hanya bertumpu pada aspek tekonologi sendiri. Bicara tentang SDM yang adalah manusia, maka cara pandangnya juga harus melihat sisi psikologi manusian itu sendiri,” Ungkap Donny.

Bagi pria yang sehari-hari bekerja sebagai Human Resources Business Partner PT Sido Muncul itu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam mengarap sisi psikologis, yakni kognitif, psikomotorik, dan afektif.

“Kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah atau problem solving,” Tegas Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Psikologi Industri UKSW itu. Psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik atau perilaku, dan afektif berkaitan dengan sikap, value, dan karakter.

Donny berpendapat, Kognitif dan Psikomotorik  dapat  tergantikan dengan teknologi atau robot akan  tetapi karakter, value, perasaan tidak bisa  digantikan oleh teknologi atau robot.

Attitude SDM

Kerap diundang memberikan kuliah tamu di berbagai universitas, baik swasta maupun negeri, Donny sering menyampaikan tentang kompetensi. SDM dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar jika dalam dirinya telah ada Knowladge (Berfikir), Skill (Keterampilan), dan tentunya Attitude (Perilaku), sehingga dapat melakukan tugas dan pekerjaanya dengan sempurna di bidangnya.

“Attitude mestinya menjadi fokus dan porsi  yang lebih besar bagi Mas Menteri untuk pengembangan SDM di Indonesia di bandingkan dengan knowledge dan skill, mengingat lebih mudah untuk melatih dan mengembangkan SDM yang mempunyai karakter yang baik, dari pada mempunyai skill dan knowledge yang tinggi,” Kata pemuda asal Pati, Jateng, itu lebih lanjut.

Menjadi Pembicara di Magister Psikologi UGM, Selasa (5/11/2019)

Menurutnya, ada kecenderungan ketika SDM mempunyai knowladge dan skill yang tinggi sudah merasa pintar dan cenderung susah dikembangkan. Perumpamaan seperti sebuah gelas yang penuh (skill dan pengetahuan) terisi air, jika diisi lagi akan tumpah.

“SDM yang mempunyai atitude yang baik, merupakan tipe pembelajar dan selalu membuka diri untuk terus menerima masukan. Bak murid yang selalu siap dan haus untuk belajar seperti gelas kosong yang selalu siap di isi untuk menerima didikan dan pengetahuan, sehingga skill dan pengetahuan akan mengikutinya,” Pungkas Donny.

Di akhir, Donny menyarankan Mas Menteri dalam upayanya menghantar pendidikan dan SDM yang memiliki kompetensi unggul dan bermulti talenta tinggi, yaitu dengan melakukan kolaborasi dan pengintegrasian semua program-program pelatihan dan pendidikan dengan basis teknologi-psikologi. (sf/Mediakita.co).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.