Ritual pengabenan jenazah maestro Nyoman Gunarsa di Klungkung

Mediakita.co –
Denpasar (ANTARA News) – Ritual pengabenan jenazah maestro seni lukis Bali, I Nyoman Gunarsa (73), dilaksanakan di kuburan (setra) di Banjar Banda, Desa Takmung, Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu.
Dalam prosesi pengabenan tersebut jenazah dari rumah duka dinaikkan ke atas bade (wadah), tempat khusus pengusungan jenazah khas Bali warna ungu digotong warga setempat secara beramai-ramai oleh sekitar 200 orang.
Selain wadah juga lembu warna unggu sebagai tempat pembakaran jenazah di kuburan yang lokasinya tidak jauh dari rumah duka sekaligus Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia Nyoman Gunarsa.
Alunan instrumen musik tradisional Bali (gong) yang ditabuh bertalu-talu mengiring kepergian maestro I Nyoman Gunarsa untuk selama-lamanya. Ribuan masyarakat setempat, kerabat dekat dan seniman ikut mengantar ke kuruburan.
Ratusan karangan bunga dari berbagai pihak sebagai ungkapan bela sungkawa itu dibawa masyarakat setempat ke kuburan.
Mantan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu dan membangun dua museum di atas lahan seluas lima hektare itu meninggal dunia dalam perawatan intensif di RSUP sanglah Denpasar, Minggu, 10 September lalu.
Almarhum meninggalkan seorang istri Indrawati Gunarsa, seorang putra dan dua putri serta tujuh cucu dari dua putra-putrinya yang telah membentuk rumah tangga.
Seniman yang sukses menggelar pameran di tingkat nasional dan internasional menurut istrinya Indrawati Gunarsa sebelumnya menghembuskan nafas terakhir sempat menulis surat wasiat.
Surat tersebut berisikan agar menjaga dan melestarikan koleksi museum antara lain 200 lukisan klasik Bali, ratusan patung, topeng, wayang dan keris.
Selain itu almarhum juga minta istrinya berbuat adil terhadap putra-putrinya dan memperhatikan seluruh cucunya.
Sementara Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama wakilnya Made Kasta ketika melayat ke rumah duka menegaskan bahwa pihaknya siap membantu mengembangkan Museum Seni Lukis Kontemporer dan Museum Seni Lukis Klasik yang merupakan warisan almarhum Nyoman Gunarsa.
Pihaknya berupaya mewujudkan mimpi almarhum Nyoman Gunarsa yakni ikut mengembangkan Museum Seni Lukis Kontemporer.
Menurut Bupati Suwirta, semua hasil pemikiran sang maestro itu sangat menginspirasinya dalam memimpin dan membangun Klungkung, terutama menyangkut seni budaya dan pembangunan.
"Dalam kondisi sakit pun, mendiang Nyoman Gunarsa terus memberikan dukungan jalannya pembangunan di Klungkung," katanya.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.