Sukses Menjadi Aktivis Pelajar dan Mahasiswa Era Digital

JAKARTA, mediakita.co- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah menyelenggarakan seminar online dengan tema Webinar Literasi Digital: “Sukses Menjadi Aktivis Pelajar dan Mahasiswa di Era Digital”. Terdapat tiga pembicara yang mumpuni dalam seminar online ini, yaitu Abdul Kharis Almasyhari Wakil Ketua Komisi I DPR RI. Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI serta mengundang Pipin Sopian (Founder Purwakarta Leadership Center), Rabu, 13 Juli 2022 melalui platform zoom meeting.

Seminar yang merupakan dukungan Kominfo ini dimaksud untuk mendukung Program Webinar yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Webinar yang ada juga memiliki beberapa tujuan seperti untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis. Untuk memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh APTIKA. Juga untuk mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.

Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup dan dimulai pada pukul 15.30 WIB. MC memberikan informasi bahwa tim yang bertugas sedang mematuhi protokol kesehatan.

Sesi paparan diawali oleh sambutan dari Abdul Kharis Almasyhari Wakil Ketua Komisi I DPR RI. Abdul Kharis dalam paparanya menyampaikan beberapa pesan dan mengapresiasi tema “Sukses Menjadi Aktivis Pelajar dan Mahasiswa di Era Digital”.

Menurut Abdul Kharis Dengan percepatan diera digital ini sukses menjadi aktivis pelajar dan mahasiswa bisa menjadi cukup mudah, karena mudahnya mengakses informasi yang didapatkan untuk belajar dan tetap eksis menjadi aktivis. Di era sekarang ini menjadi aktivis pelajar dan mahasiswa tetap dapat menyelesaikan studinya dengan lebih cepat dan tepat waktu karna sangat mudahnya belajar dan mengakses informasi yang ada.

Bacaan Lainnya

Wakil Ketua Komisi I ini juga berharap semoga dengan kegiatan literasi digital dengan tema “Sukses Menjadi Aktivis Pelajar dan Mahasiswa di Era Digital” dapat memberikan inspirasi dan manfaat.

Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan, menyampaikan pesan melalui tampilan video. Dalam video tersebut Pak Semmy panggilan akrab Pak Dirjen menjelaskan bahwa pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju dengan adanya pandemi Covid-19 telah mendorong kita untuk berinteraksi dan melakukan berbagai aktivitas melalui platform digital. Menurutnya kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital. Kominfo mengemban amanah Presiden Joko Widodo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital bangsa Indonesia. Dalam mencapai visi dan misi tersebut Kominfo RI berperan sebagai regulator, fasilitator, eskalator di bidang digital di Indonesia.

Dalam rangka menjalankan salah satu mandat tersebut terkait pengembangan SDM digital Kementrian Kominfo RI bersama gerakan nasional literasi digital, serta jejaring hadir untuk memberikan perhatian informasi digital yang menjadi kemampuan digital ditingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, menurut Dirjen APTIKA Kominfo RI ini diperlukan kolaborasi yang baik masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital.

Pipin Sopian (Founder Purwakarta Leadership Center) menyampaikan bahwa menjadi aktivis dapat menjadi sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari di kehidupan riil. Selain itu menurutnya aktivis dapat menjadi salah satu alternatif peran dalam rangka memberikan kebaikan dan manfaat untuk orang lain secara luas serta perubahan yang dilakukan oleh seorang aktivis dapat menjadi sebuahi legacy yang diwariskan untuk generasi selanjutnya.

Terlebih di era digital saat ini aktivisme protes bahkan bisa dilakukan melalui internet, menggunakan sosial media online atau terlibat secara hyibrid dengan kegiatan aktivisme, baik daring maupun luring. Jangkauan pun makin luas, tidak terbatas oleh ruang dan jarak.

Pipin memberikan contoh aktivisme di era digital, seperti masifnya aksi demonstrasi yang dilakukan secara hybrid yaitu Aksi #ReformasiDikorupsi pada tahun 2019.

Kendati demikian menurut Pipin aktivisme di era digital memiliki tantangan yaitu pertama kesenjangan digital. Masih banyak warga negara Indonesia yang tidak memiliki akses internet atau smart phone untuk berpartisipasi dalam aktivisme digital. Kedua literasi, dimana meski memiliki akses internet dan alat yang memadai, tapi jika tidak diikuti oleh keterampilan serta literasi digital juga membuat orang tidak berpartisipasi aktif.

Ketiga Pipin menyampaikan terkait penyebaran informasi juga bisa tidak berjalan dengan baik jika masih ada oknum – oknum yang menyebarkan berita hoax. Penggunaan TIK dalam aktivisme menurutnya menuntut skill baru seperti public speaking di depan kamera, copywriting, content, website development, social media admin dll.

Sesi tanya jawab dibuka dan para peserta yang bertanya juga mendapat doorprize. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Penutupan seminar ditandai memberikan plakat kepada para narasumber secara online sebagai simbolis ucapan terima kasih. Diakhir acara juga dilakukan foto bersama dengan seluruh peserta dan pukul 17.30 acara resmi ditutup.

Dengan adanya acara ini diharapkan masyarakat dapat melakukan literasi digital sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.

 

 

Pos terkait