PEMALANG, mediakita.co– Berawal dari anggapan masyarakat bahwa lele dipelihara di kolam atau empang yang jorok, membuat Puji Purwanto berputar otak.
Ipung, sapaan akrabnya, melihat peluang bisnis dari hal tersebut. Ditambah, menurut riset ternyata lele memiliki banyak protein dan Omega 3 yang “mempercepat pertumbuhan otak dan mencerdaskan otak Anak-anak”, dan hampir menyerupai ikan salmon.
Peluang bisnis semakin terbuka lebar ketika dia memiliki kerjasama dengan rumah makan khusus lele. Dari situ, dia pun ingin merubah pemikiran orang-orang tentang lele yang dinilai tidak bersih untuk dikonsumsi.
“Banyak yang mengenal lele itu bau dan jorok untuk bagaimana mindset orang bisa kita ubah. Saya lihat di situ ada peluang bisnisnya dan itu berhasil mereka jadi suka,” ujar Ipung kepada mediakita.co , Rabu (11/3/2020) pagi ini.
Dia menuturkan bahwa lele yang dia ternak adalah jenis lele sangkuriang. Dengan modal terbilang minim yakni Rp 3 juta. ini berhasil mengembangkan bisnis lele hingga meraup omset puluhan juta.
Ipung pun mengubah konsep ternak lele dengan metode alamiah. Metode ini bersih, tanpa bau dan sehat.
Bahkan, saking higienisnya air kolam lele pun bisa langsung diminum. Peternak lele asal Kecamatan Randudongkal ini membawa metode budi daya dengan Cara budi daya ikan yang baik, di mana semua proses budi daya, maupun panen sudah dipersiapkan dengan baik.
Lele yang dibudidayakan bebas dari kontaminasi bahan kimia dan biologi, serta aman dikonsumsi. Salah satu ciri dari metode ini adalah penggunaan pakan probiotik, media kolam terpal Persegi panjang, dan manajemen budi daya.
Selain itu menurutnya, lele dipelihara dalam kolam persegi panjang terpal dengan perbandingan tebar benih 100 ekor Permeter persegi maximal di tambah 25%. Keunggulan penerapan kolam terpal persegi ini, selain praktis, efisien dan murah, juga mampu menampung lebih banyak bibit ikan lele.
Padat tebarnya menurut dia bisa mencapai 1000 ekor lele. Budi daya ikan ini bila panen bisa menghasilkan 100 kg dengan Asumsi pakan 1kwintal dua bulan dan dipasok ke restoran juga online.
“Setiap duabulanya, kita bisa panen dari 5 kolam dan memanen lele hingga 300 kg dimana 1 kg nya isinya 8-10 ekor. Kita jual dengan harga sesuai pasaran. Tentunya kendala ada tapi saya bersyukur dengan sistem ini sangat minim risiko karena airnya,” ungkapnya
Berbicara peminat, Ipung mengaku sangat tinggi jumlah masyarakat yang yang ingin menyantap lele organik ini. Dalam setahun kenaikannya mencapai 3-5 persen bahkan dia mengaku masih kekurangan untuk suplai ke penduduk sekitar.
Kini, Ipung tak cuma beternak ikan lele tapi juga membuat produk olahan yang bisa diekspor ke luar kota. “Jadi olahan lele itu adalah turunan bisnis dari produk yang kita budidayakan. Kita buat abon, keripik kulit dan nugget. 3 produk yang sebetulnya saya bawa keluarga ke kota tersebut yakni Kerawang, Bekasi dan DKI Jakarta,” pungkasnya.