ajibpol
NASIONAL

Beda Pandangan Petinggi Muhammadiayah Soal UAS di Singapura, Netizen : Muhajir dan Anwar Abas Bijak Mana ?

JAKARTA, mediakita.co-Melalui akun Twitternya, pegiat media sosial Yusuf Dumdum menyajikan fakta adanya perbedaan pandangan dalam kasus Ustad Abdul Somad (UAS) di tubuh Pimpinan Pusat Muhamadiyah. Perbedaan pandangan itu disampaikan disertai tangkapan layar atau screenshot  judul berita terkait.

Tangkapan layar pertama judul berita itu berbunyi Anwar Abbas Desak Singapura Jelaskan Penyebab UAS Tak Boleh Masuk. Sementara, ditangkapan layar media berbeda berjudul Muhadjir soal UAS di Singapura : Jaga Mulut Agar Tak Diusir Tetangga.

Dalam tanggapannya, Yusuf Ddundum menyatakan keduanya baik Muhajir dan Anwar Abas dari Muhammadiyah. Dia meminta nitizen menilai pandangan dua tokoh dari ormas Islam terbesar di Indonesia itu.

Anwar Abbas dari Muhammadiyah mendukung UAS dan menentang Singapura. Pak Muadjir juga dari Muhammadiyah dan berpesan agar semua pihak menjaga lidah dan mulut agar bertetangga enak tidak sampai diusir,” kata Yusuf Dundum melalui akun pribadinya @yusuf_dumdum, Kamis (19/05/2022).

Terkait dengan perbedaan pandangan dua tokoh Muhammadiyah itu, Yusuf Dundum mengajak netizen untuk menilainya. “Bijak mana menurut netizen ?”.

Baca Juga :  Alissa Wahid: Menghormati Orang Berpuasa Itu Toleransi, Meminta Dihormati Itu Bukan Toleransi

Hingga berita ini diturunkan, Jumat 20 Mei 2022, Pukul 11.25, pernyataan itu telah diretweets sebanyak 589, quote tweets sebanyak 9 kali dan disukai pengguna media sosial ini sebanyak 287 orang.

Seperti diketahui, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas meminta pemerintah Singapura menjelaskan soal deportasi Ustad Abdul Somad (UAS). Anwar Abbas tak mau kasus ini merusak hubungan baik antara Indonesia dan Singapura.

“Muhammadiyah sangat menyesalkan tindakan pemerintah Singapura yang telah melarang Ustad Abdul Somad untuk masuk ke negara tersebut,” kata Anwar Abbas dalam keterangannya, Selasa (17/5/2022).

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi menekankan etika hidup bertetangga dalam merespons Ustaz Abdul Somad (UAS) yang ditolak masuk Singapura.

“Pokoknya begini, hidup bertetangga itu tidak hanya dalam arti rumah ke rumah ya. Antarsesama negara itu juga ada etika ada tata cara, saling menghormati,” kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (19/5).

Muhadjir yang juga sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menanggapi berbeda. Menurutnya, dalam hidup bertetangga, semua pihak harus bisa menjaga ucapan dan tindakan. Dengan demikian, semua bisa saling berkunjung satu sama lain.

Baca Juga :  Pemerintah Kota Semarang dan Surabaya Tolak Kapal Viking Sun, Tapi Bali Well Come

“Sebaiknya ya sama dengan bertetangga lah, mulai dari menjaga lidah, menjaga mulut, menjaga tangan, sehingga kita bisa hidup enak,” ujarnya.

 

Artikel Lainnya