Ditanya Soal Insentif Bagi Para Pengemudinya, Malah Ini Jawaban Manajemen Grab

Nasional, mediakita.co – Virus pencabut nyawa Covid 19 tak hanya membunuh dan melumpuhkan aktivitas manusia tetapi juga perekonomian. Hampir semua aktivitas ekonomi terdampak Pandemi Virus asal Wuhan tersebut.

Salah satu pekerjaan yang terdampak adalah pekerjaan informal seperti pedagang kaki lima, buruh harian dan transportasi daring seperti Grab dan Gojek.

Berdasarkan pengakuan para driver online motor maupun mobil bahwa selama pemberlakuan kebijakan bekerja, belajar dan ibadah dari rumah oleh pemerintah pendapatan mereka turun drastis hingga 90 persen.

Praktis para driver transportasi daring tersebut kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti cicilan kendaraan, asuransi, kebutuhan rumah tangga, dll.

Meski pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan seperti subsidi, fleksibelitas dan keringanan cicilan namun hal tersebut belum memberikan solusi yang berarti.

Bacaan Lainnya

‘Yang paling kami butuhkan saat ini adalah kebutuhan makan dan minum keluarga selama pemberlakuan kebijakan pemerintah bekerja, belajar, ibadah dari rumah karena sepi order walaupun kami kerja siang dan malam’ tutur Agung driver grabcar di Semarang kepada medikita.co

Menghadapi permasalahan ini Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam wawancara dengan Metrotv di acara Selamat Pagi Indonesia (25/03/20) dan Special Event One Hall (26/03/20) saat ditanya tentang insentif apa yang diberikan Grab kepada pengemudinya mengaku telah mengeluarkan kebijakan.

Menurut Neneng grab telah melakukan beberapa kebijakan antara lain mengalihkan para mengemudi untuk mengantar dan mengangkut barang.

‘Kami telah mengantisipasi hal ini agar para mitra kami tetap memiliki penghasilan dengan mengalihkan mereka untuk mengantar dan mengangkut barang’ ucap Neneng

 

Selain itu Neneng juga menghimbau karyawannya menyumbangkan gajinya untuk operasional grab serta mengajak masyarakat agar tetap menggunakan aplikasi berbasis online seperti Grab dan aplikasi lainnya sehingga aktivitas perekonomian informal tetap berjalan dengan baik.

Tak hanya itu Neneng juga menghimbau agar masyarakat turut membantu dan berdonasi membantu para driver ojol dengan apa yang mereka bisa. Misalnya dengan memesan makanan tetapi diperuntukkan para driver dan keluarganya.

Kebijakan manajemen grub tersebut menurut para driver tak memberikan faedah apa-apa, kenyataannya selama pemberlakuan social distancing permintaan order turun drastis.

‘Mas jangankan barang manusia aja sepi mas’ tutur Agung lagi.

Menurut para driver yang harus dilakukan pihak grab adalah tindakan nyata jika memang peduli dengan para mitranya bukan mengeluarkan kebijakan yang mengada – ada seperti itu.

‘Yang kami butuhkan itu tindakan nyata bukan solusi yang tidak menyelesaikan masalah, apa yg diungkapkan ibu Neneng itu kan tidak terukur dan mengada – ngada, ya capeklah mas dengan pihak grab palingan juga kita dimanfaatkan aja difacebook paman aja pengemudi ngeluh palingan mereka jawab ‘sabar ya om tetap semangat’ tutur pengemudi grab yang tak mau disebut namanya.

‘Yang driver butuh itu kalau memang pihak grab peduli hapuskan potongan 20 persen, hapuskan potongan biaya jasa dan potongan koperasi. Jika memang peduli berikan insentif setiap hari bagi mereka yang tidak memenuhi target order’ tuturnya lagi.

Sepertidiketahui bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan – kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat pekerja informal namun sepertinya tidak akan menyasar para driver transportasi daring.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.