GMNI Intruksikan Bangun Kembali Kekuatan Pelajar Indonesia

Pembacaan Ikrar Setia Kader GSNI yang di wakili tiap siswa per sekolah se-Kabupaten Pemalang
Pembacaan Ikrar Setia Kader GSNI yang di wakili tiap siswa per sekolah se-Kabupaten Pemalang

JAKARTA, mediakita.co – Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menginstruksikan kepada DPC-DPC GMNI di seluruh Indonesia membangun kembali kekuatan pelajar-pelajar Indonesia. Hal ini tertuang dalam surat bernomor 01/Int/Pres/GMNI/VIII/2016 tentang pembentukan Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) tertanggal 16 Agustus 2016 dan ditandatangani oleh ketua Presidium GMNI Chrisman Damanik, Sekretaris Jendral Pius Agustinus Bria dan Komite Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Herimanto.

Presidium GMNI Komite Pemuda Pelajar dan Mahasiswa, Herimanto Chiko menjelaskan bahwa kekuatan pelajar Indonesia harus kembali digalakan. Pemuda pelajar harus sadar bahwa secara historis organisasi pelajar mempunyai peran yang sangat penting dalam memerdekakan bangsa ini,” ungkapnya.

Ex Officio Ketua GSNI menuturkan bahwa Perhimpunan pelajar Indonesia di Belanda 1908 adalah cikal bakal lahirnya organisasi Budi Utomo yang hingga hari ini diperingati sebagai hari kebangkitan nasional 20 Mei. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah tonggak sejarah baru perjuangan teorganisir pemuda pelajar dengan kesadaran penuh akan tanah air, bangsa dan bahasa persatuan Indonesia.

Jelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pemuda pelajar pun membuat sejarah heroik dengan menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesi sampai Perjuangan pemuda pelajar dan mahasiswa menumbangkan rezim Orde Baru alias ORBA dan melahirkan reformasi Indonesia.

Sementara organisasi pelajar Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) sendiri  hadir sejak 2 Januari 1959 yang bewatak kerakyatan dan bersifat independen. Dengan mempertahankan Pancasila 1 Juni 1945 sebagai azas perjuangan dan UUD 1945, Ex Officio Ketua GSNI bertekad untuk terus membangun konsolidasi nasional dan membentuk struktur mulai dari pusat sampai di daerah sebagai sebuah tanggung jawab ideologis marhaenis.

Bacaan Lainnya

Kehadiran GSNI harus sebagai kawah candradimukanya Indonesia untuk terus membangun kesadaran, mendidik kader bangsa yang cerdas, kreatif dan taat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta memupuk rasa kesadaran nasional untuk cinta tanah air dan bangsa dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur,” paparnya.

Redaksi : mediakita.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.