Hatta Muda, Usia Menjadi Penentu

Hatta Muda
Bisa dipastikan tidak ada yg tidak mengenal sosok Mohammad Hatta. Bagaimana jika mengenali sosok Muhammad Hatta dari peristiwa & pengalamannya saat usia mudanya.
Di usia 19 tahun Mohammad Hatta mendapat beasiswa dari Yayasan Van Deventer untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ekonomi Rotterdam Belanda. Setelah 5 bulan kuliah sudah dipercaya menjadi Bendahara Indische Vereeniging yang kemudian berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging.
Setelah sebelas bulan menjadi bendahara dengan usia menjelang 22 tahun, Mohammad Hatta menulis yang pertama kalinya dan publikasikan di Majalah Hindia Poetra milik Indonesische Vereeniging. Tulisannya berjudul, ‘Ketidakadilan dalam Penetapan Nilai Sewa Tanah Rakyat ke Perkebunan Milik Orang – Orang Belanda’.
Tiga tahun menjadi mahasiswa diusianya yang ke – 23 tahun, Mohammad Hatta dipercaya menjadi Ketua  Indonesische Vereeniging yang berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Pada pelantikannya sebagai Ketua PI, Mohammad Hatta berorasi membacakan tulisannya yang berjudul, ‘Struktur Perekonomian Dunia dan Pertentangan Kekuasaan’. Pada tulisan tersebut Hatta menegaskan bahwa penjajah dan rakyat terjajah mustahil bekerja sama, harus berhadap-hadapan.
Setahun menjadi ketua PI, saat usianya 24 tahun Muhammad Hatta yang masih mahasiswa di Belanda diundang menghadiri Konggres Internasional di Brussel Belgia. Konggres tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 37 negara. Konggres tersebut menyepakati terbentuknya sebuah organisasi internasional bernama, ‘Liga Anti Imperialisme dan Penindasan Kolonial’. Tidak semua perwakilan dari 37 negara menjadi pengurus organisasi tersebut. Namun Muhamad Hatta yang baru berusia 24 tahun dipilih sebagai salah satu anggota presidium organisasi tersebut.
Tujuh bulan setelah konggres di Brussel Belgia, Mohammad Hatta ditangkap oleh polisi di Belanda dan dijatuhi hukuman penjara. Setelah 5 bulan menjalani hukuman, Mohammad Hatta di usianya yang menjelang 26 tahun, menyampaikan pledoi pembelaan selama 3,5 jam di pengadilan Den Haag Belanda. Judul pledoinya, ‘Indonesia Merdeka’. Tiga belas hari kemudian Pengadilan Den Haag Belanda membebaskannya dari penjara.
Di usia yang ke – 28 tahun Muhammad Hatta dipercaya memimpin sidang dalam Konggres kedua Liga Anti Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Frankfrut. Dua tahun selanjutnya, saat usia 30 tahun Muhammad Hatta lulus kuliah dengan gelar Sarjana Ekonomi. Jadi ia menempu kuliah di Belanda selama sebelas tahun.
Tiga belas tahun setelah lulus kuliah  atau diusia 43 tahun, Mohammad Hatta berdiri bersama Soekarno di Pegangsaan Timur Jakarta memproklamirkan Indonesia Merdeka.
Begitulah peristiwa dan pengalaman Mohammad Hatta saat usia 19 tahun, 22 tahun, 23 tahun, 24 tahun, 26 tahun, 28 tahun, 30 tahun hingga usia 43 tahun dalam Dwitunggal Proklamator Kemerdekaan Indonesia.
Bagi kawan muda Indonesia saat ini, tentunya dengan peristiwa dan pengalaman yang berbeda untuk menorehkan sejarah bagi diri pribadinya dan bagi Indonesia. Terlebih dengan dukungan sarana teknologi informasi yang serba super cepat. Bahkan hanya dengan menggunakan dua jari dan sekali sentuh informasi sudah melaju sangat cepat. Di sisi lain saat itu generasi Mohammad Hatta Muda hanya mengenal teknologi informasi melalui kertas yang harus ditulis tangan atau yang paling modern dengan mesin ketik atau percetakan. Selebihnya melalui telepon kabel dan kawat telegram atau pos surat dalam berkomunikasi.
Dengan mencermati peristiwa  pengalaman di usia-usia muda tersebut tentu dapat menjadi ruang reflektif kita bersama. Bagaimana kita melihat kembali dalam upaya mengolah dan mengeksplorasi cita asa bagi kawan muda Indonesia kekinian & ke depannya menuju Indonesia 2045.
Oleh: RY. Agung Setijono
Penulis adalah Penggiat Sosial Politik, Tinggal di Semarang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.