Panen Raya : Petani Moga Keluhkan Harga Cengkih Merosot

Panen Raya, Petani Moga Keluhkan Harga Cengkih Merosot
Panen Raya, Petani Moga Keluhkan Harga Cengkih Merosot

PEMALANG-mediakita.co– Panen raya, harga bunga cengkih di Pemalang, Jawa Tengah kembali merosot. Petani diwilayah penghasil seperti Kecamatan Moga dan sebagian Wilayah Kecamatan Pulosari mengeluh dan berharap harga bisa kembali naik seperti tahun lalu.

Di wilayah ini, pada dekade tahun 90an merupakan daerah penghasil cengkih dengan kualitas baik. Sayang, pasca Kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkih (BPPC) meledak yang melibatkan Hutomo Mandala Putra, harga cengkih jatuh dan petani kolep. Dampaknya, ribuan hektar pohon dikawasan ini ditebang ramai-ramai.

Meski demikian, sejumlah warga dan pemilik lahan masih mempertahankan. Saat ini, harga kembali merambat naik, terutama sejak kepemimpinan Presiden Gus Dur. Saat ini, rata-rata pohon cengkih sedang berbuah. Tidak kurang dari 70 % nampak bergerombol bunganya. Menurut sumber petani setempat, produksi bunga cengkih per pohon bisa mencapai 40-70 kilogram basah.

Mujahidin (50), pedagang pengepul bunga cengkih Desa Banyumudal, Senin (22/7), mengonfirmasi bahwa harga diawal musim panen ini harga cengkih menurun cukup tajam. Padahal, diwilayhnya, saat ini termasuk panen raya. Hampir semua pohon cengkeh berbuah atau berbunga.

“Sekarang harga cengkih basah hanya Rp 25.000 – Rp 30.000 per kilogram. Sedangkan harga cengkih kering antara Rp 65.000 – Rp 70.000”, jelasnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, harga cengkeh dalam beberapa tahun ini terus menurun. Tahun 2017 lalu, harga cengkih juga mengalami kemerosotan. Namun penurunan hanya sekitar 14 persen.  Saat itu, hari harga Rp 100 ribu per kilogram untuk cengkeh kering, turun menjadi di kisaran Rp 70.000 – Rp 80.000 per kilogram.

“ Kalau pada tahun 2019 ini harga cengkih turunya cukup banyak. Dibandingkan dengan harga tahun 2014, turun harganya hampir 50 persen perkilonya di tingkat petani.  Pada tahun 2014, pada tahun 2014, harga cengkih mencapai Rp150 ribu per kilogram,” tambahnya.

Laporan : Tegus Santoso

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.