Pembacaan puisi dilakukan secara berseling oleh para ketua Rampak Sarinah Kota Blitar (Amiek Suseno), Gondokusuman DiY (Emy Liana), Sulsel (Asmaeny Azis) dan beberapa tamu sahabat Institut Sarinah antara lain Ulia (GMNI Surabaya), Dian Fatwa (Politisi PAN), Venny Aryani (akademisi UI), 4 anggota Jala PRT (Suwartini, Fadilah, Rofiah dan Eny) serta 3 alumni GMNI yang male-feminis yaitu Prof Haryono (Waka BPIP), Chrisman Hadi (Ketua Dewan Kesenian Surabaya) serta Aji Barata (seniman Purwakarta).
Ada beberpa video terkait kegiatan pemberdayaan Rampak Sarinah ditayangkan. Para anggota Rampak Sarinah Ngancar misalnya, menayangkan kegiatan menanam sayur secara hidroponik. Sedangkan Ramnpak Sarinah Tulungagung menayangkan video kegiatan mereka di bidang seni tradisional Jawa yaitu menari dan kerawitan. Sementara yang Sulsel mengunggah kegiatan bakti sosial mereka.
Acara yang dipimpin MC Dia Puspita ditutup dengan ajakan agar para perempuan tidak menggunakan filosofi hidup seperti lilin yang mengorbankan dirinya. “Mari berjuang untuk kesetaraan jender dengan Bahagia karena keduanya adalah hak para Sarinah, perempuan nasionalis Indonesia,” kata Dia Puspita menutup keseluruhan acara. (redaksi/mediakita.co)