SOLO, mediakita.co– Penemuan mayat pria dan wanita telanjang di Banyuanyar, Banjarsari, Solo, beberapa waktu lalu telah menemui titik terang. Berdasarkan hasil pengembangan, polisi menemukan bukti bahwa mayat tersebut korban pembunuhan.
Penangkapan tersangka berawal dari keterangan saksi yang melihatnya di malam saat kedua korban ditemukan tewas. Polisi kemudian mencari pelaku berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan saksi.
“Kami kembangkan, kami temukan identitasnya. Yang bersangkutan kami tangkap saat menuju ke bandara,” kata Kasat Reskrim Polresta Solo, AKP Purbo Adjar Waskito, kepada wartawan di Mapolresta Solo, Rabu (15/4/2020).
Meski begitu, pihaknya kini telah menetapkan pria berinisial C sebagai tersangka. Selain itu, polisi juga masih menunggu hasil laboratorium forensik untuk memperkuat bukti pembunuhan yang dilakukan C.
Polisi juga telah berhasil mengungkap motif pelaku pembunuhan. Diketahui, tersangka melakukanpembunuhan untuk mengambil harta milik korban laki-laki, Sunarno (49).
“Jadi memang sudah direncanakan. Tersangka melihat si korban pria ini membawa uang yang cukup banyak, lalu ketemu ide untuk meracun korban pria,” jelas Purbo.
Purbo menjelaskan bahwa tersangka dan Sunarno sudah saling kenal. Selama sekitar satu tahun, keduanya terlibat dalam urusan jual-beli tanah.
Dijelaskan, pada saat tersangka akan melancarkan aksinya, ternyata korban Sunarno bersama seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Triyani. Merasa tak ada pilihan, pelaku pun akhirnya memutuskan menghabisi keduanya.
Tersangka melakukan pembunuhan dengan cara meracuni minuman kedua korban. “Malam itu sebenarnya hanya korban pria (yang ingin dibunuh). Tapi karena ada perempuan yang berpotensi jadi saksi, maka sekalian,” jelas kasat reskrim.
Sebelumnya, mayat sepasang pria dan wanita ini ditemukan di sebuah kontrakan Solo, Rabu (8/4). Diketahui saat itu, identitas kedua korban adalah Sunarno (49), warga Ciledug, Tangerang, dan Triyani (36), warga Ngadirojo, Wonogiri.
Dalam pemeriksaan awal, polisi tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh kedua korban. Sejumlah saksi menyebut, korban baru saja mau menempati rumah kontrakan tersebut. Karena rumah masih kotor, korban minta bantuan salah seorang saksi untuk membersihkan.
Saat itu, polisi menemukan ada cairan berwarna cokelat di dekat mayat. Cairan ini menjadi pintu masuk polisi dalam proses pengembangan dan penyelidikan.
