Pemerintah : Corona RI Bertambah 1.693, Kasus Sepekan Dari Perkantoran Hingga Hoax Thermal Gun Rusak Otak

Pemerintah : Corona RI Bertambah 1.693, Kasus Sepekan Dari Perkantoran Hingga Hoax Thermal Gun Rusak Otak
Pemerintah : Corona RI Bertambah 1.693, Kasus Sepekan Dari Perkantoran Hingga Hoax Thermal Gun Rusak Otak

JAKARTA, mediakita.co- Pemerintah merilis data jumlah kasus baru positif virus corona (Covid-19) hari ini bertambah 1.693 pasien. Sehingga totalnya menjadi 88.214 kasus,  Senin (20/7).

Disebutkan, aari penambahan tersebut Provinsi DKI Jakarta menyokong tambahan terbanyak, yaitu 361 orang. Penyumbang terbesar kedua Jawa Tengah, yaitu sebanyak 354 kasus. Terakhir dari Jawa Timur yang bertambah 237 kasus baru.

Pada kesempatan yang sama, pemerintah mengungkapkan data kasus dalam Corona seminggu terakhir ini berasal dari perkantoran.

“Dalam satu minggu terakhir kemarin, kita lihat penambahan kasus konfirmasi positif lebih banyak kita yakini, dari kontak tracing-nya, berasal dari aktivitas perkantoran,” kata juru bicara pemerintah terkait Corona, Achmad Yurianto, Senin (20/7/2020).

Sebelumnya, aktivitas perkantoran dilaksanakan dari rumah. Sejalan dengan kebijakan new normal, maka kegiatan perkantoran dilonggarkan.

Selain itu, pemerintah juga menepis anggapan alat thermal gun yang banyak digunakan untuk mengukur suhu selama masa pandemi ini dapat merusak otak.

Thermal gun hanya mengukur dengan menggunakan infra red dan bukan menggunakan sinar radioaktif seperti halnya x-ray,” paparnya.

Menurutnya, akhir-akhir ini beredar sejumlah pandangan bahwa thermal gun bisa merusak otak.

Menurut Juri, secara ilmiah berbagai ahli sudah mengatakan bahwa hal ini tidak benar. Karena thermal gun hanya mengukur dengan pancaran radiasi sinar inframerah yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh semua benda yang ada di sekitar kita, tidak menggunakan sinar laser, tidak menggunakan sinar radioaktif semacam X-ray, hanya inframerah.

Yuri megaskan, berbagai referensi menyebutkan bahwa pernyataan ‘thermal gun bisa merusak otak’ itu salah. Selain itu, pernyataan tersebut dinilai kontraproduktif terhadap upaya pemerintah dalam upaya pencegahan Corona.

Untuk itu, pemerintah meminta masyarakat untuk terus memperbarui informasi tentang perkembangan Corona dengan cara yang benar. Masyarakat juga diminta untuk tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Ikuti informasi ini dengan cara benar, karena itu jangan mudah terpengaruh statement yang mengatakan bahwa thermal gun berisi pancaran sinar radioaktif, sinar laser yang merusak struktur otak kita, ini tidak benar,” tandasnya.

 

Pos terkait