Sosialisasi Rumah Peradaban Sumba Timur

BUDAYA, mediakita.co,- Sinergitas yang dilakukan oleh beberapa Lembaga, Kemendikbud, Pemkab Sumba Timur terwujud dalam program Rumah Peradaban Sumba Timur. Rumah Peradaban sendiri merupakan salah satu program unggulan dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Program ini sebagai jembatan dari hasil penelitian arkeologi yang sangat ilmiah dengan prospek pengelolaan kekayaan budaya yang sifatnya implementatif di tingkat masyarakat.

Lambanapu sendiri merupakan Situs Pemukiman nenek moyang Sumba. Dari hasil carbon dating berasal dari 2700 BP dan berlanjut ke masa sesudahnya. Di situs Lambanapu, setidaknya 70 rangka dan 80 kubur tempayan itu baru yang digali. Artefaknya sangat kaya mulai neolitik awal sampai tradisi. Dan karena kekayaan potensi budaya tersebut, saat ini dirintis pembangunan Pusat Studi Peradaban Sumba Timur.

Acara webinar diselenggarakan pada Selasa 06/10/2020 dan diinisiasi oleh Puslit Arkenas dan secara resmi dibuka oleh Bupati Sumba Timur Drs Gidion Mbilijora M.Si yang sangat mendukung pebangunan Rumah Peradaban Sumba Timur. Narasumber dalam webinar adalah Prof. Ris. Dr Harry Truman Simanjuntak, Dr. I Made Geria M.Si, Ir Totok Supriyantno, Ph.D seta Drs. Dominggus Bandi M.Si selaku Kepala Balitbangda Sumba Timur, dengan moderator Dra. Retno Handini M.Si.

Situs Lambanapu

Dr I Made Geria M.Si selaku Kepala Puslit Arkenas memaparkan secara umum potensi arkeologis di Situs Lambanapu, di mana temuan artefaknya sangat banyak dengan rentang waktu yang sangat panjang. Setidaknya berdasarkan temuan arkeologisnya, Situs Lambanapu memiliki rentag waktu setidaknya 3500 tahun dari saat ini. dimulai pada masa Prasejarah pada tahun 2700 BP dengan temuan kubur tempayan, dilanjutkan pada masa protosejarah sekitar Tahun 2000 BP, Jaman sejarah hingga saat ini.

Temuan kubur beserta artefak sisa hunian di Lambanpu menunjukkan pentingnya Situs Lambanapu dalam penelusuran leluhur masa lampau. Melalui temuan arkeologis, bisa dilacak mengenai siapa yang disebut sebagai Etnis Sumba, asalnya serta cara-cara hidup dan perkembangannya dalam ruang dan waktu di Pulau Sumba.

Rumah Peradaban Lambanapu

Latar belakang pembangunan Rumah Peradaban Lambanapu adalah mewarisi tradisi dengan tuntunan umuk menjaga alam, etika bumi, penghrmatan kepada alam semesta dan solidatitas kosmos. Demikian dipaparkan oleh Made Geria.
Melalui Rumah Peradaban Lambanapu ini, lebih jauh Made Geria menjelaskan bahwa situs Lambanapu memberikan pembelajaran yang sangat besar, meliputi ajaran etika sosial, arsitektur rumah tahan gempa, juga belajar mengenai pamali sebagai benyuk kewaspadaan, dan tiang kambaniru uratu sebagai sokoguru yang menjaga harmoni.

Rumah Anti gempa Pamali (kewaspadaan) Tiang kambaniru uratu sebagai sokoguru menjaga harmoni. Dan dari Kubur Batu, terdapat makna kembali ke ALam Rumah Tua, relasi dengan leluhur terbangun dan alam memberi alam juga menyimpan.
Lambanapu menjadi sentral bagi budaya Sumba, di mana masyarakat Sumba menyandarkan tuntunan kehidupan peradaban yang bersumber dari alam. Dan, oleh karenanya setiap aspek sosiokultural mereka selalu ada upaya menjaga keberlanjutan. Dan, ikatan sosial dan kemitraan Sumba mempermudah membangun peradaban yang berkelanjutan.

Prof. Harry Truman Simanjutak memberikan paparan tentang Lambanapu bukan sebagi local tetapi sebagai kesatuan. Sumba sangat kaya pemikiran filosofi, keterkaitan manusia dengan lingkungan dan kaya budaya.

Harry Truman menjabarkan kekayaan budaya Sumba yang menjadi ‘ruang refleksi’ dalam berbangsa dan bernegara, yakni adanya Kearifan lokal, Spiritualisme, Gotong Royong, Gaya Hidup, Interaksi Insular, Interaksi dunia luar dan Ketahanan Budaya.
Sesuai penjelasan Harry Truman juga, Lambanapu di jaman sejarah ditemukan benda jaman sejarah seperti Mamuli yag saat ini masih digunakan dalam upacara atau perhiasan sehari-hari. Bahkan pertenunan, pada masa proto sejarah sudah mulai dikembangkan, meski bukti otentik belum ditemukan.

Sosialisasi Bagi Generasi Muda

Webinar Sosialisasi Rumah Peradaban Sumba Timur secara khusus mengundang para pelajar, guru serta institusi terkait. Hal ini sebagai ruang untuk membangun partisipasi para pelajar di Sumba untuk lebih mau mengenal potensi budayanya. Peserta webinar yang melibatkan banyak generasi muda. Dan anak-anak muda Sumba membutuhkan dorongan dan dukungan dalam bidang Pendidikan seperti mengakses beasiswa untuk belajar pengelolaan warisan budaya.

Dan khususnya tentang Rumah Peradaban Sumba, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur sangat mendukung. Rumah peradaban bukan melulu gedung, melainkan agenda penguatan potensi budaya di daerah, terutama isu-isu arkeologis di wilayah Sumba yang diharapkan mampu menjadi destinasi wisata serta menjadi ruang budaya.

Generasi Muda Sumba menjadi tumpuan bagi keberlanjutan peradaban Sumba.

Penulis: Haris Shantanu.

Pos terkait