Tak Terima Dituduh Rentenir, Aktivis Koperasi Protes Tuduhan Nusron Soal Penolakan Holding Ultra Mikro  

Foto: Kabelanngopi

JAKARTA, mediakita.co – Sejumlah pegiat Koperasi membantah tuduhan anggota DPR RI Fraksi Golkar Nusron Wahid yang sebut mereka yang menolak holding adalah para koperasi rentenir.

Amrul Hakim, salah satu pendiri Indonesian Film Co-operative/ Koperasi Film Indonesia, bahkan menyatakan tuduhan Nusron Wahid salah alamat dan tidak Berdasar.

“Tuduhan Nusron Wahid salah alamat dan tidak berdasar. Kami yang menolak Holding Ultra Mikro bukan koperasi rentenir. Seperti kami ini misalnya pegiat film yang tergabung dalam Koperasi Film Indonesia,” kata dia dalam keterangan yang disampaikannya, Kamis (1/7) pagi.

Amrul bahkan balik sebut Nusron Wahid membela kepentingan korporasi yang menginginkan pembentukan holding ultra mikro. Sebab dari argumen yang disampaikannya, Nusron memang hanya melihat holding dalam perspektif kepentingan pembiayaan korporasi.

“Dia (Nusron) yang jadi kaki tangan korporasi. Jadi anggota DPR kok hanya melihat kepentingan pembiayaan korporasi. Dia gagal melihat kepentingan LKM dan Koperasi rakyat yang seharusnya dibelanya,” kata Amrul yang juga Sekretaris Umum Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi (Kosakti) tersebut.

Bacaan Lainnya

Produser film dokumenter itu juga menyinggung Kementerian Koperasi dan UMKM yang justu diam diri tidak membela koperasi terkait rencana pembentukan holding. Amrul bahkan menyebut Menteri Koperasi (Menkop) Teten Masduki tidak paham dampak buruk pembentukan holding ultra mikro bagi koperasi.

“Menkop yang harusnya membela koperasi, kok malah ikut dukung agenda korporasi. Paham gak sih (Mas Teten) jadi Menteri Koperasi?,” terangnya.
Holding Ultra Mikro Bisa Bahayakan Eksistensi Koperasi

Pendiri Koperasi Kredit Adiguna di Nusa Tenggara Timur, Williem Ngette juga membantah tuduhan tersebut. Dirinya bahkan mendukung penuh penolakan holding ultra mikro karena rencana holding tersebut akan membahayakan eksistensi koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya milik masyarakat.

“Saya mendukung (Koalisi Tolak Holding Ultra Mikro) menolak  holding ultra mikro,” kata Williem saat dihubungi.

Juru Bicara Koalisi Tolak Holding Ultra Mikro, Megel Jekson juga mengiyakan pernyataan para pegiat koperasi tersebut. Menurut Megel, tuduhan Nusron Wahid ngaco dan tidak paham serta tidak memiliki alasan yang baik.

“Mas Nusron mungkin sedang kacau pikirannya. Dia asal tuduh soal penolakan holding ultra mikro,” ujarnya kepada awak media, Minggu (27/6) lalu.

Megel pun menjelaskan saat ini klaster penolakan holding ultra mikro semakin meluas. Selain para pegiat Koperasi, sebenarnya ada 3 kelompok lain yang terus memperjuangkan penolakan holding. Mereka antara lain Serikat Pekerja PT. Pegadaian, kelompok Ekonom dan anggota masyarakat (Konsumen) yang tidak menghendaki holding ultra mikro.

“Jadi sekali lagi tuduhan mas Nusron itu salah dan keliru. Penolakan holding disuarakan oleh banyak pihak: Pegiat Koperasi, Serikat Pekerja Pegadaian, Ekonom dan aliansi Konsumen Pegadaian – PNM yang menolak hal ini,” tutur dia. (Redaksi/Mediakita.co)

Pos terkait