Wisuda UKSW Salatiga Periode II 2019/2020 Luluskan 982 Winisuda, Rektor: Seluruh Pelayanan Pendididikan Dikerjakan untuk Maksud yang Baik

Wisuda UKSW Salatiga

Salatiga, mediakita.coUniversitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga meluluskan 982 Alumni Baru dalam wisuda yang dilakukan di Gedung Balaiurang UKSW 19 Oktober 2019. 982 winisuda tersebut terdiri dari 38 orang Program Diploma, 877 orang Program Sarjana, 58 orang Program Magister dan 9 orang Program Doktor.

Acara Wisuda tersebut berjalan lancar dan hikmat meski diwarnai suasana dukacita yang mendalam karena salah seorang calon winisuda yaitu Viona Metubun meninggal dunia sehari sebelumnya karena sakit. Dalam kesempatan itu Rektor UKSW sebelum menyampaikan sambutannya mengajak semua hadirin mengheningkan cipta sejenak mengenang Viona dan berdoa bagi keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan.

Selanjutnya Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, SE, M,Sc. Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh upaya dalam dunia pendidikan khususnya pelayanan pendidikan di UKSW Salatiga dikerjakan untuk maksud yang baik, baik untuk semua, baik untuk winisuda dan keluarganya di masa kini dan masa yang akan datang.

‘Seluruh upaya kita dalam dunia pendidikan terkhususnya pelayanan pendidikan tinggi di UKSW, alma mater kita ini, dikerjakan untuk maksud yang baik, baik untuk kita semua, baik untuk kehidupan anda dan keluarga kini dan di masa depan’ ungkap Neil

Melanjutkan sambutannya Neil menyampaikan pertanyaan retoris yang perlu dijawab oleh semua komunitas ilmiah yang kritis.

Bacaan Lainnya

Neil berucap, ‘Sebagai komunitas ilmiah yang kritis, sudahkah kita mengupayakan segala sesuatu sampai hari ini dengan dan untuk maksud yang baik, khususnya dalam mencapai kesukacitaan di wisuda ini?

Pasalnya menurut Neil ada potensi hadirnya kekosongan dan kesia – siaan  dalam hati siapa pun termasuk mereka yang berpendidikan tinggi.

Rektor nyentrik berambut panjang itu memberi contoh misalnya peristiwa penangkapan seseorang yang diidentifikasi sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi besar di negeri ini. Yang terindikasi ikut menciptakan situasi chaotic melalui rencana pemboman yang dapat mengakibatkan kerusakan gedung dan mungkin juga kematian sesamanya.

Akan peristiwa yang menimpa dosen itu, Neil berkata, ‘Apakah kehidupan ini sudah sedemikian absurdnya sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi bahkan seorang pendidik sampai memiliki pikiran yang sedemikian rupa fatalistik? Tak terbayangkan akhir kehidupan sejumlah orang bila mana menjadi korban’

Karena itu dalam kesempatan itu Neil juga berharap agar semua yang hadir termasuk orang tua dan khususnya para winisuda agar memiliki pengharapan dan mengupayakan kebaikan dalam kehidupan ini dengan sungguh – sungguh.

‘Bapak/Ibu, Sdr(i), orang tua dan terutama para winisuda yang saya kasihi, saya berharap kita semua hidup dalam pengharapan dan upaya yang sungguh dalam mengupayakan kebaikan di dalam kehidupan’ harap Neil.

Neil menutup sambutannya dengan ucapan selamat kepada semua winisuda sembari berucap, ‘Mengabdilah kepada Tuhan, pada gereja atau persekutuan imanmu terlepas dari apa pun agamamu, serta pada bangsa atau bagi  kemanusiaan kita. Semoga Tuhan selalu bersamamu dan memberkatimu di dalam setiap jerih juangmu mengupayakan semua yang baik  di tengah – tengah kehidupanmu bersama dengan orang lain. Selamat atas keberhasilan anda dan selamat berbahagia’.

Sementara itu Agustina Raru Mahasiswa UKSW  asal Papua mewakili winisuda menyampaikan terima kasih yang setinggi – tingginya kepada Yayasan UKSW, Rektor dan jajarannya atas dedikasinya mendidik para winisuda sehingga akhirnya dapat menyelesaikan studi dan diwisuda hari ini.

Secara khusus Agustina menyampaikan terima kasihnya kepada UKSW yang bersikap tegas melindungi mahasiswa – mahasiswa asal Papua sehingga tetap tinggal dan aman menuntut ilmu di Salatiga, Kota yang dijuluki dengan Indonesia mini.

‘Kami berterima kasih kepada Rektor dan Civitas Akademik UKSW yang bersikap tegas menjamin dan melindungi kami mahasiswa asal Papua untuk tetap tinggal dengan aman menuntut ilmu di Salatiga, Kota yang dijuluki Indonesia mini ini’ ungkap Agus.

Dalam pesannya Agus berpesan dengan mengutip ucapan sastrawan Indonesia yang berbunyi , ‘Merenunglah seperti gunung dan bergeraklah seperti ombak’. Ia juga mengutip motto dari Kabupaten Jaya Wijaya yang mengatakan, ‘Yogotak Hubuluk, Motok Hanorogo’ yang berarti, ‘Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari Ini’.

UKSW Salatiga yang dikenal dengan kampus yang sangat Pancasilais berdiri 30 November 1956, menyelenggarakan wisuda dua kali dalam setahun dan telah meluluskan puluhan ribu alumni yang berkarya diberbagai lini dalam maupun luar negeri.

Penulis: Piter Randan Bua/mediakita.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.