NASIONAL, mediakita.co- Seminar online “Ngobras (Ngobrol Asik) Literasi Digital” diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemen Kominfo RI) bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Sabtu (10/2/2024). Dengan tema “Ruang Digital dalam Menjaga Pemilu Damai” acara ini bertujuan untuk mendiskusikan beberapa isu terkait peran ruang digital dalam pemilu.
Hadir dalam seminar online Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Syaikhu, Semuel Abrijani Pangerapan (Dirjen Aplikasi Informatika – APTIKA), Prof. Widodo Muktiyo (Pakar Kehumasan, Guru Besar UNS), serta Gatot Prasetyo Hadi (Konten Kreator, Pemerhati Sosial Media).
Ahmad Syaikhu, Anggota Komisi I DPR RI, menyatakan ruang digital memungkinkan penyampaian informasi dan kampanye politik dengan cepat dan responsif. Namun, untuk menjaga kualitasnya, diperlukan kedewasaan dalam berpolitik dan peningkatan literasi digital. Ia juga menekankan pentingnya memproduksi konten positif dan meminimalisir konten negatif di ruang digital.
Acara hasil kerjasama antara Komisi I DPR RI dan Kementerian Kominfo ini diharapkan dapat meningkatkan literasi digital masyarakat. Terutama agar informasi yang dipilih dan diproduksi lebih bijak.
Dia berharap webinar ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan literasi digital dalam kehidupan demokrasi, serta memastikan penggunaan ruang digital hanya untuk konten yang positif dan mencerahkan.
Sementara itu, Dirjen Aptika Semuel Abrijani menyampaikan keinginan mewujudkan Indonesia yang siap menghadapi tantangan digital di tahun 2024 dimana Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo terus berkomitmen dalam meningkatkan literasi digital.
Menurutnya dengan semakin meningkatnya aktivitas digital, khususnya dalam konteks pemilihan pemimpin di Indonesia, kesadaran akan keamanan data menjadi semakin penting. Melalui kegiatan literasi digital ia berharap masyarakat dapat bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman dan produktif untuk kemajuan bangsa.
Ruang digital memainkan peran kunci dalam menjaga kedamaian Pemilu juga disampaikan Widodo Muktiyo, Pakar Kehumasan dan Guru Besar di UNS. Ia melihat arti penting peradaban komunikasi yang kini dipenuhi dengan pesan digital, di mana teknologi informasi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Dalam menghadapi proses demokrasi seperti Pemilu, selektivitas informasi menjadi kunci untuk mencegah informasi yang menyesatkan atau mengganggu pikiran masuk ke dalam masyarakat.
Perkembangan teknologi telah memperluas akses informasi dan interaksi, membuat masyarakat harus bijak dalam mengelola informasi yang diterima.
Dalam konteks Pemilu, peningkatan jumlah peserta dan partisipasi menuntut kesiapan dalam mengatur regulasi dan proses penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas. Pemilu dianggap sebagai manifestasi pesta demokrasi yang memperkuat solidaritas bangsa dan merupakan kesempatan bagi warga negara untuk menentukan masa depan mereka.
Transformasi digital menurutnya juga memengaruhi perilaku ekonomi dan sosial, dengan memberikan peluang bagi masyarakat untuk lebih cepat mengakses informasi dan berpartisipasi dalam proses politik. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan, seperti penyebaran informasi palsu atau negatif yang dapat mengganggu ketenteraman umum.
Menurut guru besar dari UNS ini partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola ruang digital diperlukan untuk memperkuat integritas dan kualitas Pemilu, dengan mengedepankan sikap kritis dan selektif terhadap informasi yang diterima.
Praktisi Gatot Prasetyo Hadi lebih menyoal ruang digital yang memainkan peran krusial dalam menjaga Pemilu yang damai. Contohnya seorang konten kreator dan pemerhati media sosial ini menyampaikan penyebaran informasi Pemilu sangat penting, namun perlu berhati-hati dengan beredarnya hoaks yang semakin agresif di media sosial.
Langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan antara lain penyuluhan dan workshop offline dan online, kolaborasi dengan platform sosial media, serta sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan kelompok digital. Maka tujuan pemilu berlangsung damai dan terhindar polarisasi di antara masyarakat dapat diwujudkan.
Langkah-langkah konkret seperti penyuluhan, kolaborasi dengan platform sosial media, dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan kelompok digital diusulkan untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut.