Antara Tindakan dan Perbuatan

Antara Tindakan dan Perbuatan
Antara Tindakan dan Perbuatan

PEMALANG, mediakita.com – Problem mendasar yang dialami umat manusia adalah menyatukan antara yang di ucapkan dengan apa yang dikerjakan “Walk the talk” Berjalan sesuai dengan apa yang dikatakan, Bukan sebaliknya, berjalan tidak sesuai dengan apa yang diucapkan.

Fenomena adanya disintegrasi dalam tatanan hubungan masyarakat sosial seringkali diawali dari tidak adanya kesatuan antara ucapan dan tindakan. Allah SWT berfirman dalam surat Ash–Shaff ayat 2-3 yang artinya “Hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kau mengatakan apa-apa yang tiadak kamu kerjakan (Asha-Shaff 2-3)”.

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan Asbabun Nuzul ayat tersebut. Sejumlah elemen masyarakat Madinah mengatakan “Seandainya kami mengetahui amal yang paling disukai Allah, tentulah kami akan mengerjakan nya”. Maka Allah memberikan petunjuk kepada mereka tentang amal yang paling disukai oleh-Nya melalui firman-Nya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur (Ash- Shaff 4)”. Kemudian Allah menjelaskan tetang amal tersebut, lalu mereka diuji dalam perang uhud. Dengan hal itu, ternyata pada akhirnya mereka lari kebelakang meninggalkan Nabi saw, lantas Allah SWT menurunkan firman-Nya “Hai orang–orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak perbuat ? (Ash-Shaff 4) Ada lagi yang suka “bluffing” atau melebih-lebihkan kemampuan dan kapasitasnya seolah-olah terlihat begitu hebat.

Ayat tersebut diturunkan untuk mencemooh suatu kaum yang mengatakan bahwa diri mereka telah berperang, memukulkan pedang mereka dan menusukkan tombak mereka, serta melakukan hal-hal lainnya, padahal kenyataanya mereka tidak melakukan sesuatu apa pun dari apa yang telah dikatakannya itu.

Menurut Ketua PCNU Kabupaten Pemalang, Ahmad Dasuki berpandang dalam konteks zaman sekarang masih banyak kita jumpai orang–orang seperti ini. Bagaimana dengan orang yang suka menjanjikan untuk melakukan sesuatu atau menolong namun pada kenyataannya janji hanya tinggal janji, apakah termasuk kedalam makna ayat yang tersebut, “betapa amat besar kemurkaan Allah bahwa mereka mengatakan sesuatu yang mereka tidak kerjakan”.

Bacaan Lainnya

“Dari Tafsir Ibn Katsir mengatakan Ibnu Zaid telah menyebutkan, bahwa ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik Madinah. Mereka menjanjikan kepada kaum muslim ini bahwa mereka akan membantunya, tetapi mereka ternyata tidak memenuhi apa yang mereka janjikan. Sesungguhnya ibadah puasa melatih kita untuk menyatukan apa yang kita katakan dengan apa yang kita kerjakan,”jelas Dasuki saat berbincang dengan mediakita.com.

Lanjut Dasuki, Puasa sejatinya ibadah yang unik, Ibadah yang pasif, ibadah dalam sunyi. Saat buka puasa bersama, tidak tahu siapa yang benar-benar berpuasa dan siapa yang hanya pura–pura terlihat lemas.

“Ini ibadah yang orang dengan mudah berpura-pura melakukannya, karena ini ibadah yang tidak terlihat  secara kasat mata. Justru melalui ibadah semacam inilah kita diuji untuk menyatukan ucapan dengan tindakan. Menyatukan seluruh gerak panca indra kita dengan ibadah puasa, kita puasakan pendengaran, penglihatan dan penciuman kita,”bebernya.

Tambahnya, jikalau saat berpuasa masih saja nyinyir dan nyindir kepada orang lain, terus saja mengorek–ngorek cerita tersembunyi orang lain, masih gagal menahan diri untuk bersabar dan terus ngomel-ngomel, atau masih saja mengejar perkara haram sebagai sajian berbuka puasa, maka akan termasuk ke dalam ayat yang sudah di jelaskan di atas, mulut saja yang mengatakan kita berpuasa tapi tindakan dan perbuatan sama sekali tidak mencerminkan orang yang berpuasa.

“Dalam konteks pola komunikasi jaman sekarang, dimana kita disuguhi medsos dengan berbagai status, komen dan cuitan. Apakah ada perbedaan dalam bulan puasa ini ? Jika fitnah, caci maki dan gosip masih saja bertebaran, maka kita belum mampu menyatukan apa yang kita ucapkan (bahwa kita sedang berpuasa) dengan apa yang kita kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Selamat memasuki sepertiga Ramadhan terakhir,”pungkasnya (gie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.