Mediakita.co – Harga minyak di Amerika Serikat (AS) pada Rabu ini diperdagangkan mendekati kenaikan harga tertinggi dalam tujuh pekan.
Penyebabnya, yakni adanya estimasi persetujuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), atau organisasi negara-negara pengekspor mimyak, dengan negara produsen minyak lainnya, termasuk Rusia untuk kembali mengurangi produksi dan memangkas stok minyak yang sudah memberatkan pasar sejak 2014 silam.
Kontrak perdagangan minyak AS untuk April, CLc1, naik 3 sen ke level 54,36 Dollar AS per barel. Sebelumnya di Selasa, kontrak perdagangan untuk Maret naik 66 sen atau naik 1,2 persen ke level 54,06 Dollar AS per barel. Sementara level puncak harga minyak AS yakni 54,68 Dollar AS per barel pada 3 Januari 2017.
Harga minyak mentah acuan Brent LCOc1 belum dibuka, setelah pada penutupan perdagangan di Selasa ditutup di level 56,66 Dollar AS per barel atau naik 48 sen (+0,9 persen). Puncak harga tertinggi Brent di 2 Februari 2017 di level 57,31 Dollar AS per barel.
Sebelumnya, OPEC dan negara-negara produsen minyak lain (non-OPEC) pada November 2016 lalu setuju untuk mereduksi 1,8 juta barel minyak per hari sebagai upaya untuk mengurangi stok minyak yang menekan harga minyak sejak 2014.
Mohammad Barkindo, Sekjen OPEC, mengatakan dalam sebuah konferensi industri di London, Inggris, bahwa data di Januari menunjukkan partisipasi negara OPEC yang mereduksi produksi minyaknya mencapai 90 persen. Dengan demikian, stok minyak di tahun ini akan segera menurun.
“Semua negara terlibat dengan tujuan untuk mencapai level tertinggi partisipasi,” kata dia.
Rusia dan negara produsen minyak non-OPEC saat ini hanya mereduksi sebagian kecil produksi minyaknya, namun menurut Barkindo, reduksi negara-negara non-OPEC akan meningkat.
“Masih terlalu dini membicarakan adanya rentang tambahan pemangkasan produksi minyak pada pertemuan OPEC di Mei,” tambah Barkindo (Red/mk)
