Pekalongan, Mediakita.co – Dampak menguatnya Dolar AS terhadap rupiah, membuat sebagian bahan baku pembuatan kerupuk turut mengalami kenaikan. hal tersebut membuat pengusaha kerupuk harus putar otak agar tidak mengalami kerugian.
Dampak kenaikan tersebut dirasakan salah satu pengusaha kerupuk Aizal Umam (24) warga Kelurahan Kali Baros Kota Pekalongan (yang terkenal dengan Kerupuk Bentehnya-red).
Rizal sapaan akrabnya menuturkan, menguatnya dolar AS terhadap rupiah berdampak pada usaha kerupuk yang digelutinya. pasalnya harga bahan utama pembuatan kerupuk yakni tepun pati mengalami kenaikan, (31/8).
“sekarang hatga pati yang dulunya hanya Rp. 68 ribu per kwintal kini naik mencapai Rp. 79 Ribu rupiah per-kwintalnya”, tuturnya.
ia juga menambahkan pasokantepung pati yang berkurang dikarenakan jatah tepung pati yang seharusnya diplotkan untuk Usaha Kecil Menengan (UKM) dialihkan untuk ekspor, hal tersebut terjadi dikarenakan harga ekspor lebih menguntungkan ketimbang dijual ke UKM.
“kita lebih pusing lagi, karena jatah pati yg buat ukm dialihkan untuk ekspor, sebab harga ekspor lebih menguntungkan ketimbang dijual disini, akibatnya harga pati menjadi naik”, Tambahnya.
untuk mengatasi kerugian dikarenakan kenaikan harga pati, rizal menjelaskan tidak bisa menaikan harga langsung, akan tetapi ia atasi dengan membuat ukuran kerupuk yang agak diperkecil.
BACA JUGA :
Malaysia “Curi” Karya Sastra Bali, Pemkab Jembrana Meradang
Warga Resah Praktek Maksiat di Pasar “Bowong”
Jual Popok Kain Bayi dan Anak (Baby Diapers)
Rizal dan pengusa kerupuk lainnya berharap agar keadaan seperti ini cepat berlalu, harga bahan pokok pembuatan kerupuk menjadi stabil seperti semula.
“saya berharap semoga keadaan bisa stabil seperti semula, harga bahan – bahan pembuatan kerupuk seperti tepung pati bisa kembali normal”. Pungkasnya.
(MK 015)