Ganjar Pranowo Sudah Telorkan 2000-an Inovasi dalam Tiga Tahun Terakhir, Cek!, Nama-Namanya Unik

Ganjar Muda Bersama Teman-temannya (Foto: Suara Jogja)

JATENG, mediakita.co – Pj Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo menyampaikan bahwa inovasi telah menjadi budaya di Jawa Tengah. Dan sejak Ganjar memimpin berbagai inovasi dan kreasi terkait pelayanan publik dan pemerintahan terus bermunculan.

“Tidak hanya di kami para Aparatur Sipil Negara, Pak Ganjar juga membuka ruang pada masyarakat untuk mengeluarkan inovasi dan kreasi melalui ajang Krenova Jateng. Selama tiga tahun terakhir, tak kurang dari 2.000-an inovasi yang muncul,” ungkap Pras seperti dikutip dari news.detik.com (02/04/2021)

Pras juga mengatakan bahwa saat Pemprov Jateng telah memiliki Perda khusus tentang inovasi. Melalui Perda nomor 3 Tahun 2019 tentang inovasi daerah, Pemprov Jateng menjadikan budaya inovasi ke dalam sebuah sistem.

“Jadi, inovasi akan terus dilakukan meskipun nanti pemimpinnya sudah berganti. Dengan Perda itu maka budaya inovasi akan tetap berkelanjutan,” paparnya.

Terkait hal tersebut, Pras juga mengungkapkan bahwa Jateng juga telah memiliki inovasi unggulan yakni, inovasi Government Resources Management System (GRMS) yaitu pengelolaan pemerintahan secara digital.

Bacaan Lainnya

Ada juga program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Di tengah Pandemi ini Pemprov Jateng juga telah meluncurkan berbagai inovasi salah satunya adalah inovasi data epidemiologi. Di mana melalui inovasi tersebut data penyebaran COVID-19 menjadi lebih presisi.

“Khusus selama pandemi, ada inovasi data epidemiologi melalui website corona.jatengprov.go.id. Website ini muncul sebagai upaya mikrozonasi penanganan COVID-19 agar lebih presisi. Jadi melalui website ini, diketahui berapa tingkat penyebaran COVID-19, daerah mana saja yang merah, kebijakannya seperti apa dan sebagainya,” tuturnya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga menggiatkan program-program bantuan pada pelaku UMKM. Bantuan tersebut meliputi, bantuan stimulan berupa bahan baku, akses modal dan lainnya, serta inovasi pemasaran digital.

“Kami gandeng e-commerce raksasa nasional untuk membantu pemasaran produk UMKM. Selain itu, ada juga program LapakGanjar dan juga UKM Virtual Expo yang digelar untuk membantu pelaku UMKM bangkit di tengah pandemi,” tambahnya lagi.

Menariknya bahwa semua inovasi-inovasi yang dicetuskan Ganjar berakar dari budaya yang telah lama hidup di masyarakat Jateng. Bahkan penamaannya pun berakar dari bahasa populer yang digunakan masyarakat. Sebut saja misalnya Jateng Gayeng, Jogo Tonggo di RT/RW, Jogo Kyai dan Jogo Santri di pondok pesantren, Jogo Kerjo di kantor dan industri, Jogo Sekolah, dll.

Selain itu inovasi-inovasi yang dihadirkan Ganjar lahir dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat. Sehingga dapat dipastikan semua inovasi yang digagasnya dirangkul dan diterima oleh masyarakat Jateng dengan baik.

Sebut saja misalnya Jaga Tonggo muncul di awal-awal datangnya Pandemi Covid 19. Sebenarnya Jaga Tonggo bukan sesuatu yang baru tetapi sudah ada dalam masyarakat Jateng hanya saja cakupannya terbatas sehingga perlu dorongan pemerintah agar berjalan dengan masif. Terutama dalam masa-masa sulit seperti pandemic Covid 19.

“Sebenarnya ini bukanlah cara baru, karena sudah ada di masyarakat selama ini. Pemerintah hanya mendorong agar jalan. Kalau mengandalkan anggaran pemerintah, saya yakin tidak akan cukup. Maka kondisi pandemi ini memacu kami untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif, salah satunya dengan program Jogo Tonggo itu,’ ungkap Ganjar dalam sebuah kesempatan.

 

Pos terkait