Pengamat : Independen Letupan Kegundahan Politik Rakyat Yang Apriori Dengan Parpol ?

Independen Letupan Kegundahan Politik Rakyat Yang Apriori Dengan Parpol ?
Independen Letupan Kegundahan Politik Rakyat Yang Apriori Dengan Parpol ?

PEMALANG.mediakita.coPilkada diPemalang akan dihelat bulan september tahun depan. Masih 14 bulan lagi. Namun dimedia sosial, sejumlah nama kandidad sudah mulai bermunculan.

Tak kalah dengan media sosial, perbincangan pilkada di warung kopi juga sudah mulai menghangat.  Terutama, ketika kontestasi pilkada diwarnai oleh munculnya calon independen. Sebuah era baru yang akan menjadi sejarah baru dan pertama terjadi di Pemalang.

Ketika calon independen pertama digelindingkan, sejumlah pihak melihat dengan sinis. Dianggap bermain-main atau sebatas wacana. Namun belakangan, anggapan itu terkoreksi dengan sejumlah respon positif dan aksi jejaringnya yang mewujud dalam dukungan nyata.

Mereka, menamakan diri aliansi masyarakat independen mengusung nama Bambang Mugiarto dan Habib Mustofa bahkan sudah melakukan konsolidasi diakar rumput. Artinya, fenomena calon independen yang baru pertama kali diPemalang ini bukan wacana.

Puji Darmoko, seorang akademisi dan pengamat politik  menyebut bahwa Lahirnya independen di Pemalang cukup mewarnai dinamika politik lokal.

Bacaan Lainnya

Alumni pasca sarjana jurusan Culture Studies Universitas 11 Maret itu memandang calon independen menjadi semacam letupan kegundahan publik yang sudah apriori dengan partai politik. “Dan munculnya independen di Pemalang menjadi warning bagi partai politik,” ungkapnya.

Dalam konteks yang lebih luas, Puji Dar, panggilan dosen muda yang dikenal dekat dengan aktivis itu menyebut, “Demokrasi di negara kita sudah keluar rel. Orang-orang yang memiliki kapasitas, kecerdasan intelektual dan sosial tidak akan pernah bisa tampil ketika dia tidak mau ikut-ikutan telibat dengan pragmatisme dan penyalahgunaan wewenang oleh mereka yang memiliki jaringan akses kekuasaan,” jelasnya.

“Demokrasi yang sudah keluar rel ini memunculkan orang-orang dengan mudahnya melenggang menjadi anggota dewan misalnya karena uang. Nah, ketika sekelompok orang mengusung calon independen dengan tujuan memperbaiki tatanan politik di Pemalang akan berhadapan dengan pragmatisme politik itu, dan ekses jaringan kekuasaan yang selaras dengan teori Machiavelli, ” papar dosen STIT Pemalang itu, kepada mediakita.co.

Dia mengakui bahwa independen memang sulit. Namun bukan berarti tidak mungkin. “Perlu adanya kesadaran publik dengan edukasi politik kepada masyarakat,” tambahnya.

Seperti diketahui, belakangan muncul ke permukan gerakan politik dari sekelompok orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pemalang Independen. Dengan intens, terus mengkampanyekan nama Bambang Mugiarto dan Habib Mustofa sebagai pasangan yang dicalonkan dalam Pilkada Pemalang tahun 2020.

Di facebook, para relawan terus meniupkan namanya denga mengusung VISI Menuju Pemalang Lebih Baik dan Makmur Yang Bersih-Melayani. Sementara kandidat dari partai politik, seperti Agus Sukoco dari PDI Perjuangan dan Iskandan Ali Syahbana, hanya sesekali mengemuka. Sejumlah pihak mengatakan masih jarangnya nama calon dari parpol karena masih jauh waktunya dan cairnya sistem rekruitmen parpol.

 

Oleh : Nur Iman

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.