Pengorbanan Ditengah Pandemi

Mohamad Masruri

OPINI, mediakita.co,- Pandemi Covid-19 ini benar-benar menjadi antiklimaks dari segala aktivitas, rencana, timescedull dan cita-cita seluruh eleman masyarakat di Indonesia bahkan di dunia, betapa tidak sudah hampir 6 bulan pandemi ini belum juga hilang, dan data menunjukan masih terus bertambahnya klaster-klaster baru penyebaran Covid-19, tidak terkecuali di Kabupaten Pemalang ini. Meskipun kita juga tidak menutup mata banyak pasien yang sembuh, tetapi tetap saja hati dan rasa ini belum sepenuhnya merasa lega dan puas dalam kondisi yang menurut istilah disebut New Normal atau kehidupan normal baru. Masyarakat justru harus semakin waspada dan hati-hati dalam kondisi new normal ini, yang disayangkan adalah justru sebagian masyarakat menganggap new normal adalah kebebasan beraktivitas tanpa mengindahkan protokol kesehatan.

Kita punya sejarah kemarin (red_tahun 2020 ini) kita bersama menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan merayakan hari kemenangan yakni hari raya idul fitri penuh dengan kesederhanaan, dan kita semua berharap pasca itu kita benar-benar bisa terbebas dari musibah pandemi yang namanya Covid-19 ini, ternyata sampai hari ini pun wabah itu belum kunjung menunjukan tanda-tanda akan segera berakhir. Kita yang sebentar lagi akan merayakan hari raya idul qurban atau idul adha harus bersiap-siap merayakan dalam kesederhanan lagi, kesedihan jutaan jamaah haji yang gagal diberangkatkan karena alasan  kesehatan dan keamanan menjadi pengorbaan yang luar biasa, belum lagi kerinduan kita melihat tayangan di TV tentang liputan haji tak pelak menjadi kesdihan mendalam, tetapi saya yakin justru hal ini semakin meneguhkan hati bahwa kita bisa berkurban atau mengorbankan euphoria pelaksanaan perayaan hari raya yang berlebihan. Bagi orang-orang yang beriman tentu ini akan menjadi sebuah media untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, karena kita yakin dan percaya semua yang terjadi atas kehedak-Nya dan kita sangat meyakini selalu ada hikmah dibalik musibah.

Dalam kondisi seperti ini presiden Jokowi menegaskan kondisi negara dalam kedaan Extraordinary atau kejadian yang luar biasa, dan nampaknya sangat relevan sembari kita akan bersama menyongsong perayaan idul qurban, tahun ini kita bersama-sama akan mengalami pengorbanan sesungguhnya, Allah menguji keimanan dan ketakwaan kita dalam merayakan idul qurban ditengah pandemi, masihkan kita bisa ikhlas, rela dan sabar untuk berkurban dalam semua bidang ditengah musibah ini ? akankah kita masih ngotot mempertahankan ego, kesombongan, nafsu, serakah dan kepentingan politik sesaat ditengah pandemi ini ? jawabanya ada pada diri kita masing masing. Ditengah hiruk pikuknya menjelang pesta demokrasi pemilihan Bupati dan wakil Bupati pemalang Desember mendatang dalam kondisi pandemi, sungguh sangat tidak manusiawi dan disayangkan jika ada pihak-pihak dan oknum yang memanfaatkan pandemi ini untuk kepentingan nafsu dan kepuasan pribadinya, dimana nilai pengorbanan kita, pantaskah disandingan dengan nilai pengorbanan Nabi Ibrahim AS sebagai teladan kita, yang rela mengorbankan putra kesayangaanya karena ketakwaannya kepada Allah SWT ? tentu masih jauh panggang dari api, kalau kepentingan pribadi dan kepuasan menjadi landasan untuk menghancurkan karakter pribadi seseorang dan golongan dengan berdalih kondisi pandemi.

Bagi kader-kader Nahdlatul Ulama tentu tidak perlu diragukan kesetiaan dan pengorbananya untuk kemaslahatan jam’iyah dan jama’ah, mereka yang terbiasa melakukan aktifitas organisasi dan hampir tidak ada waktu untuk bercengkrama dengan keluarga, maka disaat pandemi ini menjadi berkah tersendiri untuk bisa bersama keluraga tercinta, hal ini dilakukan dalam rangka taat kepada anjuran pemerintah tentang sosial distancing dan phsycal distancing serta takdhim kepada para kyai-kyai dan ulama yang menganjurkan untuk sementara mengurangi aktivitas berkumpul dengan banyak orang, Karena kita bersama-sama ingin agar pandemi ini cepat berlalu. Saya kira ini adalah pengorbanan dan kebesaran hati dan jiwa seluruh kader. Kita justru harus prihatin kalau ada segelintir oknum yang sengaja memanfaatkan situasi ini menjadi alat untuk bertikai, memecah belah kesolidan dan kemaslahatan umat dan warga NU, sungguh ini adalah prilaku yang jauh dari kata saling berempati dan tidak memahami kondisi extraordinary yang melanda seluruh lapisan bangsa ini. semantara masih banyak sekali berbagai macam bentuk pengorbanan yang sudah dilakukan oleh para kyai, ulama dan kader-kader NU dalam kondisi pandemi ini, semoga pengorbanan ini menjadi ladang amal dan ibadah dan menjadi nilai kebaikan dihadapan Allah SWT.

Melalui momentum perayaan hari raya idul qurban, idul adha atau hari raya haji ini semoga benar-benar dapat menambah rasa keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dapat mengambil ibrah / pelajaran pengorbanan para Anbiya dan salafus sholihin serta para ulama-ulana kita yang rela berkorban demi kemaslahatan dan kepentingan yang lebih luas, rela berkorban tidak mementingkan ego pribadi dan kepentingan golongan semata, semoga pengorbanan seluru kader-kader NU selaman ini menjadi tambahan kebaikan dan ladang amal untuk menggapai Ridlo-Nya. Wallahu A’lam.

Bacaan Lainnya

 

Penulis: Mohamad Masruri

Editor: Teguh Santoso

Pos terkait