Sebut Buzzer Sumber Kekacauan, Ferdinand Hutahaean ‘Tampar’ JK

JK dan Donatur Isis Sakir Naik

NASIONAL, mediakita.co – Aktifis Sosial Politik Ferdinand Hutahaean mengeluarkan pernyataan menohok ‘menampar’ Jusuf Kalla (JK) atas pernyataannya yang menyebut buzzer sebagai sumber kekacauan di bangsa ini.

Ferdinand melalui akun twitternya menyebutkan bahwa tuduhan mantan wakil presiden tersebut tidak beralasan. Sebaliknya menurut Ferdinand justru para buzzer itulah sebagai pejuang merawat kebangsaan.

Pasalnya menurut Ferdinand buzzer itu tidak pernah korupsi, tidak maling uang negara, tidak merampok sumber daya alam, tidak berbisnis tamak dan rakus serta tidak memiliki kredit macet di bank.

‘Buzzer tdk pernah korupsi, tdk memaling uang negara, tidak merampok sumber daya alam milik negara, tidak berbisnis dgn tamak rakus dan tdk punya hutang kredit macet ke bank negara. Jd tuduhan ini tak beralasan sama sekali, justru buzzer NKRI adalah pejuang yg merawat kebangsaan’ tulis Ferdinand di akun twitternya https://twitter.com/FerdinandHaean3

Dikutip dari Keuangannews.id mantan Wakil Presiden tersebut  mengungkapkan uneg-unegnya seputar kiprah para buzzer di tanah air. Dia mengakui buzzer sengaja hadir dan mendapat ruang dalam kampanye pemilu untuk menyampaikan segala hal positif kandidat yang didukungnya. Juga sebaliknya mereka dipersiapkan untuk mengkritisi kekurangan para kandidat lain yang menjadi lawannya.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya buzzer itu mulai pada setiap kampanye. Tapi itu biasa saja, bagaimana memuji pasangan calon yang didukungnya atau mencela lawannya,” kata JK menjawab Tim Blak-blakan detikcom yang menemuinya di Kantor PMI.

Mestinya, tegas JK melanjutkan, kerja mereka berhenti setelah pemilu selesai karena sudah ada pihak yang menjadi pemenangnya. Tapi yang terjadi kemudian justru menjadi geng yang terus dipelihara, dibayar untuk membuli siapa yang mengkritik.

“Jadi tolonglah siapa itu yang bisa memperbaiki. Sebab sumber segala kekacauan adalah buzzer-buzzer itu. Seharusnya sudah lah, tidak perlu lagi ada pencitraan yang macam-macam. Tidak perlu lagi merusak nama orang, biar demokrasi berjalan dengan baik,” papar JK. (Prb/mediakita.co)

 

Pos terkait