Gara – Gara Corona Pendeta – Pendeta Ini Saling Tuding dan Saling Serang

Pendeta Saling Tuding

Nasional, mediakita.coCorona menggoncang semua lini kehidupan termasuk kehidupan beragama. Gara – gara corona pendeta – pendeta ini saling sindir, saling tuding dan saling menyerang satu dengan yang lain.

Berawal dari pernyataan Pendeta Niko Nyotoraharja dari GBI Bethany yang mengaku disuruh Tuhan Yesus menghardik covid 19 dan krisis ekonomi supaya diam dan tenang.

‘Sekarang Tuhan Yesus menyuruh saya untuk melakukan seperti apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus yaitu dengan menghardik badai itu dan berkata diam dan tenanglah karena itu sekarang saya memerintahkan kepada covid 19 dan kepada krisis ekonomi dan berkata diam, tenanglah, kita sekarang memasuki peperangan rohani yang dasyat, saya mengajak saudara untuk berdoa seperti itu’ tutur pendeta Niko.

Menanggapi hal itu lalu Pendeta Stephen Tong dari GRII mengeluarkan pernyataan yang sangat keras serta menuding pernyatan tersebut sebagai penghujatan, peniruan dan pengopyan terhadap Yesus yang tidak boleh dilakukan. Pendeta Tong juga menyampaikan agar masyarakat Indonesia sadar jangan mau ditipu oleh pendeta palsu yang dari dulu melalui keuangan menjadi perampok dan pengcopy Yesus yang palsu.

‘Dua tiga hari yang lalu saya dengar pendeta yang besar di Indonesia yang berani mengatakan dia akan menghentikan corona virus seperti Tuhan Yesus menghentikan angin topan dan ombak yang besar. Ini semua penghujatan, semua peniruan, pengcopyan dari anak Allah yang tidak boleh dan tidak ada copynya’ kata Pendeta Stephen Tong.

Bacaan Lainnya

‘Orang Indonesia yang begitu polos, begitu bodoh begitu gampang ditipu, sekarang bangunlah! Sadarlah! Mulai hari ini jangan lagi mau ditipu oleh pendeta – pendeta yang palsu, yang dari dahulu melalui keuangan menjadi perampok, melalui nubuat menjadi pengcopy Yesus yang palsu’ lanjut Pendeta Tong.

Beliau juga mengatakan bahwa jika apa yang dikatakan tidak terjadi mereka harus mati. Lebih jauh Pendeta Tong menantang pendeta – pendeta yang mengcopy dan mempalsukan Yesus maukah berani mengadakan kebaktian kebangunan rohani secara besar – besaran dan apabila yang dikatakan tidak tejadi berani  mengatakan ‘siap dirajam dengan batu’.

Tanggapan Pendeta Stephen Tong yang keras tersebut lalu menyeret Pendeta Gilbert Lumoindong turut berkomentar. Pendeta Gilbert tak menyebut nama namun komentarnya tersebut mengarah kepada Pendeta Tong. Pendeta Gilbert mengatakan bahwa pernyataan tersebut adalah pernyataan orang pongah, sombong, berhati busuk dan menggunting dalam lipatan.

‘Dan saya sangat miris melihatnya ada saja orang – orang yang dengan pongahnya, dengan angkuhnya. Lalu menantang dengan mengatakan mana pendeta – pendeta yang berdoa buat mujizat – berdoa mujizat. Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan buat saya itu orang – orang yang berhati busuk dan menggunting dalam lipatan’ tutur Pendeta Gilbert

Selain Pendeta Gilbert yang angkat suara tentang hal tersebut, ada pula JS Joshua Tewuh yang menganggap pernyataan Pak Tong tersebut sebagai pernyataan yang kelewatan batas dan tidak pantas karena pernyataan yang sombong  dan penuh keangkuhan.

‘Menurut anggapan saya Pak Stephen Tong ini sudah kelewat batas, bagi saya sudah tidak pantas seorang tokoh besar seperti Stephen Tong yang sangat luar biasa top dan hebat sekali. Saya juga sebenarnya dulu pengagum sekali untuk cara beliau berkhotbah, dengan keberanian beliau menyampaikan kebenaran Firman Tuhan apa adanya. Tapi terakhir saya lihat dalam hati kecil saya berbicara begini kok beliau ini ingin mengakhiri pelayanannya di masa tuanya dengan terjun bebas’ ungkap Ps Joshua Tewuh melalui channel youtubenya yang berjudul ‘Teologi Ngaco, Pdt Dr. Stephen Tong’.

Jika Pendeta Gilbert dan Joshua berdiri di arah yang berlawanan dengan Pendeta Stephen Tong maka ada Pdt. Ezra Soru yang berdiri se arah Pdt Stephen Tong.

Pendeta Ezra memberikan penilaianya bahwa Pendeta Gilbert telah melakukan penghakiman yang tidak adil.

‘Bahwa kalau Pak Gilbert mau menanggapi khotbah Pak Tong saya pikir wajar – wajar saja sepanjang memberikan argumentasi yang baik, yang alkitabiah saya kira tidak ada soal. Tapi yang menjadi persoalan bahwa dalam tanggapannya Pak Gilbert itu menyatakan bahwa seperti yang dikatakan Pak Tong orang – orang yang menantang seperti itu, menantang hamba – hamba Tuhan yang melakukan KKR kesembuhan ilahi itu adalah orang – orang yang berhati busuk orang – orang yang menggunting dalam lipatan, orang – orang yang rasa diri paling benar, dikuasai roh kegelapan kurang kerjaan, hati penuh kepahitan dan lain sebagainya, menurut saya kata – kata ini membuat Pak Gilbert jatuh pada penghakiman yang tidak adil’ pendeta Esra.

Menurut Pendeta Esra bahwa Pendeta Tong menyampaikan tanggapan seperti itu tidak tiba – tiba melainkan itu adalah sebuah respon untuk menanggapi apa yang disampaikan Pak Niko yang mengkalim mendapatkan perintah Tuhan untuk menghardik corona suruh berhenti.

‘Menurut Pak Tong, diam tenanglah. Itu seharusnya adalah ucapan yang disebutkan oleh Yesus dan manusia tidak berhak mengcopy atau menggunakan kalimat semacam itu. Karena itu Pak Tong menganggap itu adalah sebuah pemalsuan. Nah, terhadap hal semacam ini orang mengklaim mendapat wahyu – wahyu tertentu, mengklaim bahwa Tuhan berbicara kepada dia seperti ini, seperti itu dan sebagainya… Nah disini kita melihat bahwa bagi Pak Tong apa yang dikatakan Pak Niko ini tidak benar terlepas apakah Pak Tong benar dalam penilaian atau tidak… tapi itu harus dilawan dengan keras karena mengandung kepalsuan. Kenyataannya apa yang dikatakan Pak Niko tidak tebukti karena corona jalan terus tidak berhenti atau pun diam’ Tutur Pendeta Esra.

Saling tuding para pemimpin – pemimpin gereja di Indonesia ini mengundang polemik di antara umat Kristen di Indonesia. Ada yang berdiri di pihak Pak Niko dan menyerang Pak Tong ada pula yang berdiri di pihak Pak Tong dan menyerang Pak Niko. Tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, silahkan nilai sendiri dan semoga tidak terjebak dalam penghakiman yang baru.

Berita ini dikutip dari Channel – Channel berikut ini

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.